• Latest
  • Trending
  • All
  • Movie Review
  • Box Office
  • Trailer
  • Action
  • Romantic
  • Comedy
  • Horror
  • Serial Movie
  • Genre
MISTERI PEMBUNUHAN DI BALIK TIRAI

MISTERI PEMBUNUHAN DI BALIK TIRAI

March 6, 2025
DI BAWAH BAYANG KERAJAAN

DI BAWAH BAYANG KERAJAAN

May 17, 2025
SAAT HUJAN JATUH DI HATIMU

SAAT HUJAN JATUH DI HATIMU

May 17, 2025
GERBANG DUNIA TERLARANG

GERBANG DUNIA TERLARANG

May 17, 2025
KETIKA MALAM MENYEMBUNYIKAN KEBENARAN

KETIKA MALAM MENYEMBUNYIKAN KEBENARAN

May 17, 2025
JEJAK DI PINTU TERLARANG

JEJAK DI PINTU TERLARANG

May 17, 2025
KETIKA WAKTU MENYENTUH HATI

KETIKA WAKTU MENYENTUH HATI

May 17, 2025
TERPERANGKAP DALAM JEBAKAN TAK TERDUGA

TERPERANGKAP DALAM JEBAKAN TAK TERDUGA

May 17, 2025
PELARIAN DALAM KEJARAN

PELARIAN DALAM KEJARAN

May 12, 2025
HIDUP YANG TAK PERNAH BERAKHIR

HIDUP YANG TAK PERNAH BERAKHIR

May 12, 2025
JEJAK – JEJAK DI JALANAN KOTA

JEJAK – JEJAK DI JALANAN KOTA

May 10, 2025
PERANG DI BALIK KOTA TERKURUNG

PERANG DI BALIK KOTA TERKURUNG

May 10, 2025
LUKISAN YANG MENANGIS

LUKISAN YANG MENANGIS

May 10, 2025
  • Tentang Kami
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
No Result
View All Result
Novel Story
  • Romansa
  • Fantasi
  • Drama Kehidupan
  • Misteri & Thriller
  • Fiksi Ilmiah
  • Komedi
  • Horor
  • Sejarah
Novel Story
MISTERI PEMBUNUHAN DI BALIK TIRAI

MISTERI PEMBUNUHAN DI BALIK TIRAI

by SAME KADE
March 6, 2025
in Misteri & Thriller
Reading Time: 17 mins read

Bab 1: Jejak yang Hilang

Hari pertama penyelidikan tidak memberi banyak petunjuk yang jelas. Ketika polisi meninggalkan kantor Richard di malam yang sama, Clara duduk terdiam di ruang tunggu, terisolasi dari segala kehebohan yang terjadi di luar sana. Semua orang terlihat sibuk, berlarian, dan memeriksa setiap sudut kantor, namun dia merasa seperti seorang saksi bisu dalam cerita yang bukan miliknya. Suasana itu membingungkan, dan ketidakpastian semakin menggerogoti pikirannya.

Keesokan harinya, detektif Adrian mengunjungi Clara di apartemennya. Wajah Adrian yang serius memberikan kesan bahwa dia sudah mengumpulkan beberapa informasi lebih lanjut. Saat Clara membukakan pintu, detektif itu memberi salam singkat, namun tetap tampak profesional.

“Apa yang kamu ketahui tentang Richard yang mungkin tidak kami temukan?” tanya Adrian setelah duduk di ruang tamu Clara.

Clara terdiam sejenak, matanya menatap jauh ke luar jendela. “Richard… dia bukan orang yang mudah diajak dekat. Di luar pekerjaan, dia sangat tertutup. Hanya sedikit orang yang bisa benar-benar mengenalnya.”

“Apakah ada orang yang merasa dendam atau memiliki hubungan buruk dengannya?” Adrian menatapnya dengan seksama.

Clara mengingat beberapa orang yang memang memiliki konflik dengan Richard, tapi kebanyakan adalah klien atau kolega bisnis. Namun, satu orang yang tidak bisa dia lupakan adalah mantan karyawan Richard, Arnold, yang dipecat beberapa bulan lalu karena dugaan penggelapan. Clara tidak tahu banyak tentang hubungan mereka, namun dia ingat sekali betapa marahnya Arnold saat dia dipecat.

“Richard sempat mengeluarkan seseorang dari perusahaan beberapa bulan yang lalu,” ujar Clara dengan hati-hati. “Namanya Arnold. Dia dulunya seorang manajer yang cukup dipercaya, tapi dia dipecat setelah ada dugaan dia terlibat dalam kasus penggelapan. Sejak saat itu, saya tidak pernah mendengar kabar darinya, tapi dia pasti merasa sangat kecewa.”

Adrian mengernyitkan dahi. “Menarik. Terima kasih atas informasinya. Kami akan memeriksa lebih lanjut tentang Arnold.”

Setelah berbicara dengan Clara, Adrian langsung pergi menuju lokasi yang dia rasa penting. Di kantor Richard, penyelidikan kembali dilanjutkan. Ada beberapa hal yang masih mengganggu. Bukti pertama yang ditemukan adalah jejak kaki yang tersebar di sekitar ruang kerja Richard, tetapi anehnya, jejak tersebut tampaknya mengarah ke pintu belakang—bukan ke pintu depan yang selalu digunakan oleh pengunjung dan karyawan.

Penyelidikan lanjut menemukan bahwa pintu belakang memang sering kali terkunci dari dalam, kecuali ada orang yang memiliki kunci untuk membukanya. Namun, kunci tersebut tidak ditemukan di meja Richard atau di tempat penyimpanan kunci lainnya. Artinya, seseorang dengan akses lebih dalam ke kantor mungkin telah memanfaatkannya. Lalu siapa orang itu?

Seiring berjalannya hari, semakin banyak petunjuk yang ditemukan oleh tim polisi. Beberapa rekaman kamera menunjukkan bahwa seorang wanita yang tidak dikenal sempat terlihat memasuki gedung pada malam sebelum pembunuhan terjadi, tetapi wajahnya tidak begitu jelas. Polisi memutuskan untuk memeriksa rekaman lebih lanjut, berharap bisa menemukan lebih banyak informasi.

Sementara itu, Clara merasa semakin tertekan. Di luar kepanikan yang dia rasakan, dia merasa semakin terisolasi. Setiap kali dia berpikir tentang Richard, pikirannya kembali ke satu titik: dia tidak tahu apa yang terjadi di malam itu. Richard tidak memberi petunjuk, tidak ada panggilan telepon atau pesan singkat yang memberi tahu Clara apa yang sedang terjadi. Semua itu tetap menjadi misteri, seperti lubang hitam yang menarik segala hal ke dalamnya.

Beberapa hari kemudian, detektif Adrian mengundang Clara untuk datang ke kantor polisi. Mereka memiliki perkembangan penting dalam penyelidikan. Clara merasa cemas, tapi juga penasaran. Sesampainya di kantor polisi, Adrian menuntunnya ke sebuah ruangan kecil yang dipenuhi dengan beberapa rekaman dan bukti yang terkumpul sejauh ini.

“Clara, kami sudah memeriksa rekaman dari kamera pengawas gedung,” ujar Adrian sambil membuka laptop dan memperlihatkan video yang diputar. “Lihat ini.”

Clara menatap layar dengan cermat. Pada video itu, tampak seorang wanita dengan jaket hitam dan topi yang menutupi sebagian besar wajahnya, berjalan ke arah pintu belakang gedung pada malam kejadian. Clara tidak bisa melihat dengan jelas siapa orang itu, tetapi ada sesuatu yang mengganggu tentang gerakan wanita tersebut. Dia berjalan cepat, dengan langkah-langkah yang terburu-buru, seolah-olah dia tahu persis apa yang akan dia lakukan.

“Wanita ini masuk pada pukul 10 malam,” lanjut Adrian. “Kami belum bisa menemukan identitasnya, tetapi dia pasti tahu jalur masuk yang tidak diketahui banyak orang.”

“Siapa dia?” Clara bertanya, suara gemetar.

“Kami masih menyelidikinya,” jawab Adrian, “Namun kami mencurigai bahwa dia memiliki hubungan dengan seseorang yang bekerja dekat dengan Richard.”

Clara merasa jantungnya berdetak lebih cepat. Apakah mungkin wanita ini adalah seseorang yang dekat dengan Richard? Apakah dia adalah bagian dari misteri yang lebih besar yang belum terungkap?

Setelah melihat rekaman itu, Adrian mulai menggali lebih dalam. Pada saat yang sama, mereka mendapatkan informasi tambahan dari karyawan lain di perusahaan Richard. Salah satu karyawan menyebutkan bahwa Richard sempat menghubungi seseorang pada malam sebelumnya, seorang mantan kolega yang dulu bekerja di bagian keuangan. Nama orang tersebut adalah Samuel, dan dia meninggalkan perusahaan dengan alasan yang tidak jelas.

Clara teringat bahwa Samuel adalah sosok yang agak misterius. Dia adalah orang yang selalu tampak cemas dan penuh kerahasiaan, tapi tidak ada yang tahu banyak tentang masa lalunya. Clara pernah mendengar Richard berbicara tentang Samuel dalam beberapa kesempatan, tetapi dia tidak pernah tahu banyak detailnya.

Dengan petunjuk baru ini, detektif Adrian memutuskan untuk menghubungi Samuel dan meminta dia datang untuk memberikan klarifikasi lebih lanjut. Sementara itu, tim polisi melakukan pemeriksaan lebih mendalam terhadap orang-orang yang berhubungan dengan Richard. Mungkin, kata Adrian, semua ini bukan hanya tentang bisnis, tapi juga tentang rahasia pribadi yang tersembunyi lama.

Namun, meskipun semakin banyak petunjuk yang mulai muncul, Clara masih merasa bingung. Semua informasi yang datang tidak memberi jawaban pasti tentang siapa yang bisa menjadi pelaku atau mengapa Richard dibunuh. Semua petunjuk yang mereka temukan seperti puzzle yang tak kunjung lengkap. Setiap kali Clara berpikir sudah dekat dengan jawaban, dia merasa semakin jauh dari kenyataan.

Sambil menunggu perkembangan penyelidikan, Clara tidak bisa menghindari satu pertanyaan yang terus mengganggunya: jika wanita itu dan Samuel benar-benar terlibat, apakah mereka berdua benar-benar tahu apa yang terjadi malam itu? Dan siapa yang masih menyembunyikan rahasia yang lebih besar?

Detektif Adrian melanjutkan penyelidikan dengan penuh tekad. Satu hal yang pasti: pembunuhan ini jauh lebih rumit dari yang mereka bayangkan.**

Bab 2: Jejak yang Hilang

Hari pertama setelah penemuan mayat Richard Santosa, Clara merasa terperangkap dalam pusaran perasaan yang bercampur aduk. Kekosongan yang menggerogoti dirinya semakin dalam, seiring dengan semakin banyaknya pertanyaan yang belum terjawab. Ketika hari berganti, tim penyelidik mulai menggali lebih dalam, dan Clara tahu dia tidak akan bisa menghindar dari kenyataan ini. Hari itu, penyelidikan mulai memasuki babak baru.

Detektif Adrian datang ke kantor pagi itu, dengan wajah yang lebih serius daripada kemarin. Sepertinya ada sesuatu yang telah ditemukan, dan Clara bisa merasakannya. Sementara itu, suasana kantor terasa sangat berbeda. Semua karyawan yang sebelumnya sibuk dengan tugas-tugas rutin mereka kini tampak cemas dan tertekan. Mereka saling berbicara dengan suara pelan, seolah takut berbicara terlalu keras. Tak ada yang tahu siapa yang sebenarnya terlibat dalam pembunuhan ini, dan ketidakpastian membuat semua orang merasa terancam.

Clara duduk di ruang rapat yang kosong, menunggu kedatangan Detektif Adrian. Ketegangan yang meliputi udara hampir bisa dirasakan. Setiap detik terasa seperti tahun. Ketika pintu ruangan terbuka, Clara mendongak, dan Adrian melangkah masuk, membawa berkas-berkas penyelidikan yang penuh dengan catatan dan bukti-bukti yang telah ditemukan.

“Pagi, Clara,” sapa Adrian singkat, kemudian duduk di meja rapat. “Kami punya beberapa perkembangan. Saya pikir kamu berhak tahu lebih banyak.”

Clara mengangguk, meskipun perasaan gugup mulai menyelimuti dirinya. Semua ini terlalu cepat, terlalu banyak untuk dipahami, dan ada begitu banyak hal yang tidak dia ketahui.

Adrian membuka berkas di hadapannya. “Kami baru saja mendapatkan laporan dari tim forensik. Hasil autopsi menunjukkan bahwa Richard meninggal sekitar pukul 11 malam, bukan pagi hari seperti yang kita duga sebelumnya. Itu berarti pembunuhan terjadi lebih cepat, dan mungkin saja pelaku masih berada di gedung ketika kami pertama kali datang.”

Clara mendengarkan dengan cermat, mencoba menyusun potongan-potongan informasi yang ada di kepalanya. Namun, semakin banyak yang dia ketahui, semakin banyak pertanyaan yang muncul. Kenapa pembunuhan ini terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan? Siapa yang bisa berada di gedung malam itu?

Adrian melanjutkan, “Kami juga menemukan sesuatu yang aneh di ruang kerja Richard. Tepat di sebelah mejanya, ada sebuah buku catatan yang tampaknya terjatuh di lantai. Buku itu milik seseorang yang tidak dikenal. Namun, yang lebih aneh lagi adalah ada tinta yang masih basah di halaman pertama.”

Clara membeku sejenak, membayangkan buku itu. “Buku catatan? Apa yang tertulis di dalamnya?”

“Masih belum ada waktu untuk menganalisis isi buku tersebut, tetapi kami mengiranya bisa menjadi petunjuk penting. Buku itu tampaknya memiliki banyak catatan pribadi yang bisa memberi gambaran lebih jelas mengenai apa yang sedang terjadi dalam hidup Richard.”

Clara mengangguk, merasa cemas. “Apakah mungkin itu bisa mengarah pada pelaku?”

“Mungkin,” jawab Adrian. “Tapi kami masih harus memeriksa lebih lanjut. Untuk sementara, kami mencurigai bahwa Richard mungkin sudah mengetahui sesuatu yang seharusnya tidak dia ungkapkan. Itu bisa menjadi alasan dibalik pembunuhannya.”

Clara merasa seperti tubuhnya melayang. Semakin banyak detail yang terungkap, semakin berat perasaan yang menghimpit dadanya. Richard tidak pernah memberi tahu banyak tentang kehidupannya di luar pekerjaan, dan dia merasa semakin jauh dari gambaran yang jelas tentang apa yang sebenarnya terjadi. Namun, satu hal yang Clara tahu pasti adalah bahwa Richard tidak bisa dibiarkan mati sia-sia. Dia merasa terikat untuk menemukan jawaban, bahkan jika itu berarti dia harus menghadapi kenyataan yang menakutkan.

Pada saat yang sama, tim detektif mulai menggali lebih dalam ke dalam kehidupan pribadi Richard. Mereka menemukan bahwa Richard memang memiliki beberapa musuh, tetapi mereka semua berada dalam lingkaran bisnisnya. Tidak ada yang cukup dekat dengannya untuk bisa membunuhnya tanpa alasan yang sangat kuat.

Namun, satu orang yang kembali mencuat dalam penyelidikan adalah Arnold, mantan manajer keuangan yang dipecat beberapa bulan lalu. Sebelumnya, Clara hanya tahu sedikit tentang Arnold, tetapi sekarang dia menyadari bahwa Arnold memiliki banyak masalah dengan Richard, terutama terkait dugaan penggelapan dana perusahaan. Kabar tentang pemecatannya tersebar dengan cepat di perusahaan, dan Clara menduga bahwa Arnold mungkin menyimpan dendam yang cukup dalam terhadap Richard.

Setelah mendapat petunjuk ini, Adrian memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut tentang Arnold. Tim penyelidik menemukan alamat terakhir Arnold, namun saat mereka datang untuk menginterogasinya, mereka mendapati bahwa Arnold sudah tidak tinggal di sana lagi. Rumahnya kosong, tanpa ada jejak yang jelas mengenai keberadaannya. Ini semakin memperkuat dugaan bahwa Arnold mungkin memang terlibat dalam pembunuhan tersebut. Tetapi, mereka juga menemukan sesuatu yang lebih menarik—koneksi Arnold dengan seorang wanita bernama Mia, seorang mantan kolega Richard yang sudah lama tidak terlihat di perusahaan.

Mia adalah seorang wanita yang dikenal cukup dekat dengan Richard di masa lalu, namun entah mengapa dia menghilang begitu saja setelah Richard memecat Arnold. Keduanya tampak memiliki hubungan yang lebih dari sekadar rekan kerja, dan setelah beberapa penyelidikan lebih lanjut, detektif Adrian menemukan bahwa Mia memiliki akses ke beberapa informasi penting di perusahaan.

“Kami menemukan bahwa Mia terakhir kali terlihat bersama Arnold beberapa minggu sebelum kejadian pembunuhan ini,” kata Adrian saat ia kembali menemui Clara. “Kami menduga ada sesuatu yang lebih besar yang tersembunyi di antara mereka.”

Clara merasa bingung. “Jadi Mia terlibat dengan Arnold? Apa hubungan mereka dengan Richard?”

Detektif Adrian mengangguk pelan. “Kami sedang menyelidiki lebih dalam, Clara. Tapi satu hal yang jelas—ini bukan hanya masalah bisnis. Ada sesuatu yang jauh lebih pribadi yang mengaitkan mereka. Kami harus menemukan Mia dan mendapatkan informasi lebih banyak.”

Dengan informasi ini, Clara merasa semakin tertekan. Dia tidak bisa menghindar lagi dari kenyataan bahwa orang-orang di sekitar Richard menyimpan banyak rahasia. Keadaan semakin memburuk, dan semakin banyak orang yang terlibat dalam misteri ini, semakin sulit untuk mencari tahu siapa yang benar-benar bertanggung jawab.

Seiring berjalannya waktu, penyelidikan terus berjalan. Clara mulai merasa lebih cemas. Setiap hari, semakin banyak petunjuk yang muncul, tetapi jawabannya tetap menghilang, seperti bayangan yang tidak bisa dijangkau. Dia merasa semakin terasing, seolah berada di tengah sebuah teka-teki besar yang tidak bisa dipecahkan.

Namun, meskipun perasaan takut itu merayap ke dalam dirinya, Clara tahu bahwa satu hal pasti—Richard tidak akan dibiarkan mati begitu saja. Siapapun yang berada di balik pembunuhan itu harus dihukum. Sekarang, hanya tinggal menunggu sampai semua kepingan teka-teki itu akhirnya tersusun, dan kebenaran yang tersembunyi di balik misteri ini dapat terungkap.**

Bab 3: Kebenaran yang Tersembunyi

Clara duduk di sebuah kafe kecil yang sepi, memandangi secangkir kopi yang hampir tak tersentuh. Wajahnya memancarkan kelelahan, matanya yang kelam mencerminkan pikiran yang tak pernah henti berputar. Seminggu telah berlalu sejak kematian Richard, dan setiap hari yang berlalu, ketegangan semakin meningkat. Ada begitu banyak hal yang belum diketahui, begitu banyak pintu yang belum terbuka. Dalam keheningan kafe itu, Clara merasa semakin terperangkap dalam misteri yang semakin dalam dan gelap.

Detektif Adrian telah menghubunginya beberapa kali dalam minggu terakhir, memberi kabar tentang perkembangan penyelidikan, tetapi tidak ada yang cukup menggembirakan. Mereka menemukan lebih banyak petunjuk tentang Arnold dan Mia, namun semuanya masih bersifat sementara, dan belum ada yang cukup kuat untuk mengarah pada satu kesimpulan pasti. Pencarian mereka terhadap Mia berlanjut, namun jejaknya semakin hilang.

Hari itu, Clara memutuskan untuk pergi ke kantor Richard, meskipun dia tahu itu akan membuatnya semakin terperangkap dalam ingatan-ingatan pahit. Dia membutuhkan kejelasan, dan apa yang ada di sana—di tempat yang pernah menjadi pusat dari segala yang Richard bangun—mungkin bisa memberi petunjuk baru. Ketika Clara tiba di gedung, suasana tetap sama seperti minggu lalu. Polisi masih berkeliaran di sekitar, memeriksa setiap sudut, seolah-olah gedung itu menyimpan jawaban yang tak kunjung ditemukan.

Namun kali ini, Clara berusaha untuk tidak hanya menjadi penonton. Dia memiliki rasa penasaran yang kuat, dan keinginannya untuk memahami lebih dalam apa yang terjadi membuatnya berpikir lebih tajam daripada sebelumnya. Pintu utama terbuka begitu dia melangkah masuk. Suasana itu terasa aneh; terasa sepi, namun penuh dengan bisikan-bisikan tak terdengar. Ruang rapat yang dulu penuh dengan energi bisnis kini kosong, hanya ada meja dan kursi yang tampak seperti saksi bisu dari kisah yang tak terungkap.

Clara menuju ke kantor pribadi Richard yang terletak di lantai atas. Begitu tiba di depan pintu, dia menatap gagang pintu yang berkilau, tampaknya sama seperti hari-hari biasa, sebelum tragedi itu menimpa. Namun, meski tampaknya biasa, ada sesuatu yang terasa sangat salah. Pintu yang terbuka itu menunjukkan ruangan yang hampir tidak berubah, meski ada banyak barang yang sudah dibersihkan. Tetapi satu hal yang jelas—ruang kerja itu terasa lebih kosong dari sebelumnya.

Clara melangkah masuk dengan hati-hati. Penciumannya bekerja tajam. Ruangan itu masih terhiasi dengan barang-barang Richard—meja kayu besar, kursi kulit yang kokoh, dan rak buku yang dipenuhi dokumen-dokumen penting. Tapi ada satu hal yang menarik perhatian Clara: sebuah buku catatan kecil yang tergeletak di meja, tepat di sebelah telepon Richard. Buku itu tampaknya sangat familiar. Mungkin ini adalah buku yang pernah disebutkan oleh Detektif Adrian. Tanpa ragu, Clara mendekat dan mengambilnya.

Dengan tangan yang sedikit gemetar, Clara membuka halaman pertama. Buku itu penuh dengan catatan kecil yang tampaknya tidak terorganisir, namun ada beberapa kalimat yang cukup jelas dan memberi gambaran tentang sesuatu yang lebih besar. Beberapa tulisan Richard tampak berbicara tentang proyek bisnis yang sedang dia jalani, tetapi ada satu nama yang muncul berulang kali—Mia. Clara merasa jantungnya berdebar lebih cepat. Mia. Nama itu kembali muncul.

Beberapa halaman kemudian, Clara menemukan sebuah tulisan yang lebih mencolok. “Mia tahu lebih banyak daripada yang dia katakan. Aku harus segera berbicara dengannya sebelum semuanya terlambat.”

Clara terdiam sejenak, membaca kalimat itu berulang kali. Ada sesuatu yang besar di balik kata-kata Richard, dan dia tahu itu bukan hanya tentang bisnis. Apa yang ingin Richard ungkapkan dengan pernyataan itu? Siapa Mia, dan mengapa Richard merasa harus berbicara dengannya?

Tiba-tiba, suara langkah kaki menginterupsi lamunannya. Clara langsung menutup buku itu dan memasukkannya ke dalam tasnya dengan cepat. Ketika dia menoleh, dia melihat Detektif Adrian berdiri di pintu dengan ekspresi serius di wajahnya.

“Clara,” kata Adrian, suara tegas. “Ada sesuatu yang perlu kita bahas.”

Clara merasa sedikit cemas, tetapi dia berusaha tetap tenang. “Apa yang baru ditemukan?”

Adrian melangkah masuk, menutup pintu perlahan di belakangnya. “Kami mendapatkan informasi baru tentang Mia. Ternyata, dia pernah bekerja di perusahaan Richard beberapa tahun lalu, tetapi dia meninggalkan perusahaan dengan alasan yang tidak jelas. Kami juga menemukan bahwa dia memiliki hubungan dengan seseorang yang berpengaruh di luar perusahaan. Orang itu adalah seseorang yang kita kira tidak akan terlibat dalam kasus ini.”

Clara menatap Adrian dengan penuh perhatian. “Siapa orang itu?”

Adrian menarik napas panjang. “Nama orang itu adalah Samuel. Samuel adalah seseorang yang sangat dekat dengan Richard, tapi ada banyak hal yang tidak diketahui tentang dia. Kami menemukan bahwa Samuel juga memiliki koneksi dengan Mia, dan keduanya mungkin terlibat dalam sesuatu yang lebih besar daripada yang kami duga.”

Clara merasa ada yang aneh dengan informasi ini. Samuel? Orang itu tidak pernah disebutkan sebelumnya. Namun, Adrian terlihat sangat yakin dengan apa yang dia katakan. “Kami perlu menemui Samuel dan mencari tahu lebih banyak. Namun, ada satu hal yang perlu kamu tahu. Mia dan Arnold, keduanya mungkin terhubung dengan sebuah jaringan yang lebih besar. Ini bisa jadi bukan hanya tentang Richard.”

Clara menggigit bibir bawahnya, berusaha mengendalikan emosi. Setiap informasi yang dia terima semakin mengarah pada satu titik yang semakin gelap. “Maksudmu, ini lebih dari sekadar masalah pribadi?”

“Ya,” jawab Adrian, “kami menduga ada kepentingan yang lebih besar. Kita belum tahu sepenuhnya, tetapi kami sedang berusaha menyelidiki lebih lanjut.”

Clara mengangguk perlahan. Namun, hatinya mulai terasa berat. Dia merasa semakin terperangkap dalam jaringan yang semakin rumit. Semakin banyak petunjuk yang muncul, semakin sedikit jawaban yang ditemukan. Apa sebenarnya yang terjadi dengan Richard? Apa yang dia ketahui, dan mengapa dia begitu cemas dengan Mia?

Beberapa hari setelah pertemuan itu, Clara merasa bahwa kebenaran semakin sulit ditemukan. Mia dan Arnold semakin menjadi sorotan dalam penyelidikan, tetapi tidak ada satu pun di antara mereka yang benar-benar bisa memberikan penjelasan yang memadai. Pencarian terhadap Samuel juga belum membuahkan hasil. Samuel tampaknya telah menghilang begitu saja, dan jejak-jejak yang ada semakin kabur.

Namun, satu hal yang semakin jelas bagi Clara adalah bahwa dia tidak bisa lagi bersembunyi dari kenyataan. Richard tidak akan kembali, dan setiap hari yang berlalu, misteri ini semakin gelap dan tak terungkap. Tapi Clara tahu, meskipun semua ini terasa mencekam, dia harus terus mencari kebenaran.

Dengan langkah yang mantap, Clara memutuskan untuk menyelidiki lebih dalam tentang Samuel dan Mia. Dalam hatinya, dia merasa ada sesuatu yang lebih besar yang belum ditemukan. Dan meskipun kebenaran itu mungkin akan membawa lebih banyak bahaya, Clara tahu bahwa dia tidak bisa mundur. Satu-satunya hal yang bisa dia lakukan adalah terus melangkah maju, mencari jawabannya, apapun itu.**

Bab 4: Dalam Bayangan Gelap

Pagi itu, Clara merasa tubuhnya terasa lebih berat dari biasanya. Setiap langkah terasa semakin lambat, seolah ada sesuatu yang tak terlihat menariknya mundur. Setelah beberapa hari penuh dengan pencarian yang hampir tidak membuahkan hasil, rasa frustasi mulai menggerogoti dirinya. Meski begitu, dia tahu bahwa dia tidak bisa berhenti. Kebenaran tentang kematian Richard masih tersembunyi di balik lapisan misteri yang semakin sulit diungkap.

Hari itu, dia kembali ke kantor, dengan harapan bahwa ada sesuatu yang akan membuka jalan baru. Di tengah-tengah penyelidikan yang terasa berbelit-belit, ada satu hal yang tak bisa Clara lupakan—namanya adalah Samuel. Seseorang yang sepertinya memiliki peran besar dalam segala yang terjadi, meskipun dia tetap menjadi bayang-bayang yang tidak pernah terlihat.

Saat Clara tiba di gedung kantor Richard, dia merasa seakan memasuki dunia yang berbeda—dunia yang dipenuhi dengan ketegangan dan pertanyaan yang belum terjawab. Pekerja-pekerja yang biasanya sibuk dengan tugas mereka kini tampak lebih cemas, lebih waspada. Suara bisikan-bisikan di antara mereka semakin sering terdengar, dan setiap wajah yang ditemui Clara tampak penuh dengan kecemasan. Ada sesuatu yang semakin terasa membelenggu di sini, namun Clara berusaha untuk mengabaikannya. Yang penting kini adalah kebenaran yang masih tersembunyi.

Ketika Clara tiba di lantai atas, ruang kerja Richard, di mana semua penyelidikan dimulai, kembali terbuka di hadapannya. Meski sudah beberapa kali dia mengunjungi tempat ini, rasanya tetap sama—ruangan yang luas namun sepi, penuh dengan jejak-jejak kenangan yang kini terasa hampa. Clara berjalan ke meja kerja Richard, tempat di mana dia menemukan buku catatan beberapa hari lalu. Matanya terhenti pada lembaran-lembaran yang terbuka, seolah buku itu menunggu untuk dibaca lebih dalam. Dia mengambilnya kembali, dan mulai memeriksa catatan-catatan lainnya.

Beberapa halaman dari buku itu tampak lebih menarik perhatian Clara. Ternyata Richard menulis lebih banyak tentang Mia, dan catatan yang satu ini membuatnya terdiam.

“Jika aku hilang, Mia adalah orang yang bisa menjelaskan segalanya. Aku harus membuatnya mengerti, tetapi ada sesuatu yang lebih besar yang harus aku hadapi. Jangan percayakan semuanya pada dia.”

Clara merasa ada gelombang ketidakpastian yang merayap ke dalam dirinya. Apa maksud Richard dengan kata-kata itu? Kenapa dia memperingatkan dirinya sendiri untuk tidak mempercayakan semuanya pada Mia? Ada sesuatu yang lebih dalam yang disembunyikan di balik kata-kata itu, dan Clara merasa semakin penasaran.

Saat Clara masih tenggelam dalam pikirannya, sebuah suara dari belakangnya membuatnya terlonjak. Detektif Adrian muncul di ambang pintu, wajahnya tampak lebih lelah dari biasanya. “Clara, kita perlu bicara,” katanya dengan nada yang lebih serius.

Clara segera menutup buku catatan itu dan memasukkannya ke dalam tasnya. “Ada apa, Adrian?”

“Sudah saatnya kita berbicara lebih dalam tentang Samuel,” jawab Adrian, melangkah masuk dan menutup pintu di belakangnya. “Kami akhirnya menemukan sesuatu yang penting.”

Clara mengangkat alis, mendengarkan dengan penuh perhatian. “Apa yang kalian temukan?”

Adrian menghela napas panjang, lalu duduk di kursi di depan meja Richard. “Kami berhasil menemukan rekaman CCTV dari sebuah hotel di luar kota. Ternyata, beberapa hari sebelum Richard ditemukan tewas, Samuel mengunjungi hotel itu bersama seorang wanita. Wanita itu… Mia.”

Clara tertegun. “Mia? Jadi mereka benar-benar terlibat?”

“Sepertinya begitu,” jawab Adrian, suaranya penuh ketegangan. “Tapi bukan hanya itu yang kami temukan. Kami juga menemukan bahwa Samuel memiliki sejumlah transaksi mencurigakan dengan sejumlah perusahaan yang terhubung dengan proyek-proyek besar yang Richard tangani. Ini lebih besar daripada yang kita duga.”

Clara merasa dirinya semakin terhimpit. Samuel, Mia, Arnold—semua orang ini sepertinya terlibat dalam sebuah jaringan yang jauh lebih kompleks dan gelap dari yang bisa dia bayangkan. Semua petunjuk yang ada semakin membingungkan, dan Clara merasa semakin sulit untuk membedakan antara yang benar dan yang salah.

“Lalu apa yang harus kita lakukan?” tanya Clara, mencoba menenangkan dirinya sendiri. “Kita harus menemui mereka, kan?”

Adrian mengangguk. “Kami sudah mencoba melacak Mia, tapi jejaknya semakin kabur. Kami juga sudah mendatangi beberapa orang yang mungkin tahu tentang Samuel, tetapi sejauh ini, mereka semua diam. Aku rasa mereka takut.”

Clara merasakan ketegangan di udara. “Lalu, bagaimana kita bisa mendapatkan jawaban?”

Adrian terdiam sejenak, kemudian berdiri dan berjalan ke jendela yang menghadap ke kota. “Kita harus berpikir lebih jauh. Samuel mungkin tidak ingin kita menemukan semuanya, tetapi Mia… Mia mungkin bisa memberitahukan lebih banyak. Kita harus menemui Mia, apapun risikonya.”

Clara merasa hatinya mulai berdebar. Mia, wanita yang tampaknya selalu berada di balik layar, kini menjadi kunci utama dalam misteri ini. Namun, Clara tahu bahwa menemui Mia bukanlah hal yang mudah. Siapa Mia sebenarnya? Kenapa dia begitu penting dalam semua ini? Semua pertanyaan itu melintas di pikirannya, tetapi Clara tahu bahwa dia tidak bisa mundur sekarang.

“Baik,” jawab Clara dengan tekad. “Kita akan menemui Mia.”

Pencarian mereka terhadap Mia menjadi semakin mendesak. Setiap petunjuk yang mereka temui menunjukkan bahwa Mia mungkin berada di tempat yang jauh, mungkin di luar kota, atau bahkan melarikan diri ke tempat yang lebih aman. Namun, tanpa ragu, Clara dan Adrian melanjutkan pencarian mereka, karena mereka tahu bahwa jawaban yang mereka cari berada di tangan Mia.

Beberapa hari kemudian, mereka akhirnya berhasil melacak Mia ke sebuah tempat yang jauh dari pusat kota, sebuah rumah kecil di pinggiran kota yang tampak terpencil. Rumah itu tidak mencolok, tetapi Clara bisa merasakan ketegangan di sekitarnya. Ada sesuatu yang mencekam tentang tempat itu, sesuatu yang membuatnya merasa semakin dekat dengan kebenaran yang tersembunyi.

Ketika mereka tiba di depan rumah Mia, Adrian memberi isyarat untuk diam. Mereka berdua berdiri di luar, menatap rumah yang tampaknya sepi. Namun, Clara bisa merasakan ada sesuatu yang bergerak di dalam. Apakah Mia ada di dalam? Atau mungkin orang lain?

Clara menarik napas panjang dan melangkah maju. “Ini dia, Adrian. Kita tidak bisa mundur lagi.”

Adrian mengangguk, dan mereka berdua mulai mendekati pintu depan rumah itu, penuh dengan harapan dan ketakutan yang bercampur aduk. Mereka tahu bahwa apa pun.**

 Bab 5: Kebenaran yang Terungkap

Pintu rumah Mia terbuka perlahan, dan Clara merasakan udara malam yang dingin menyentuh kulitnya. Detektif Adrian berdiri di sampingnya, matanya penuh kewaspadaan. Mereka tahu bahwa malam ini, setelah semua petunjuk yang terkumpul, mereka akan menghadapi kebenaran yang sudah lama disembunyikan. Dengan satu ketukan ringan, pintu rumah Mia akhirnya terbuka lebih lebar, memperlihatkan seorang wanita yang tampak terkejut melihat kedatangan mereka.

Mia berdiri di ambang pintu, mengenakan gaun rumah yang sederhana, dengan mata yang tampak lelah namun tajam. Clara dapat merasakan ada banyak ketegangan yang terpendam dalam diri wanita itu. Mia tidak tampak takut, tetapi wajahnya menunjukkan kecemasan yang dalam, seolah dia sudah tahu bahwa momen ini akhirnya tiba—momen ketika semua pertanyaan yang selama ini terpendam akan menemukan jawabannya.

Clara menarik napas panjang, berusaha untuk tidak terlihat gugup. “Mia,” katanya pelan, “kami perlu bicara denganmu.”

Mia tetap diam beberapa detik, seolah mempertimbangkan apakah dia akan membiarkan mereka masuk atau tidak. Namun akhirnya, dia mengangguk dan mundur sedikit, memberi mereka izin untuk masuk. “Ayo masuk,” ujar Mia, suaranya datar namun menyiratkan keputusasaan yang dalam. Clara dan Adrian melangkah masuk, dan begitu mereka berada di dalam, pintu tertutup dengan keras di belakang mereka.

Ruangan dalam rumah itu tampak sederhana, hanya ada beberapa perabotan dasar dan lampu yang temaram. Namun ada sesuatu di dalam udara yang membuat Clara merasa bahwa rumah ini menyimpan banyak rahasia. Mia duduk di sofa dan melambai ke arah kursi di depan meja kecil, memberi isyarat agar Clara dan Adrian duduk.

“Jadi,” Mia memulai, suaranya tenang meski ada ketegangan yang jelas terdengar. “Kalian akhirnya sampai juga. Apa yang kalian inginkan dariku?”

Clara duduk di kursi yang ditunjuk Mia, mencoba untuk tetap tenang meskipun hatinya berdegup kencang. “Kami ingin tahu tentang Richard,” jawabnya singkat. “Apa yang sebenarnya terjadi? Apa hubunganmu dengan kematiannya?”

Mia terdiam sejenak, matanya menatap kosong ke arah meja di depannya, sebelum akhirnya dia menarik napas panjang. “Richard… dia tahu terlalu banyak. Itu yang membuatnya berbahaya bagi orang-orang yang berkuasa di luar sana. Kami berdua terjebak dalam permainan besar, Clara.”

Clara menyadari bahwa Mia tidak berbicara dengan cara yang biasa. Dia bukan lagi wanita yang tampak terkejut atau ketakutan. Sebaliknya, ada ketenangan di dalam dirinya yang membuat Clara semakin penasaran. “Permainan besar?” tanya Clara, berusaha menggali lebih dalam.

“Ya,” jawab Mia, suara penuh penyesalan. “Richard terlibat dalam proyek yang jauh lebih besar daripada yang kalian bayangkan. Semua orang di sekitarnya, termasuk kamu, tidak tahu seberapa dalam dia terperangkap dalam jaringan ini.”

Adrian mengerutkan kening, menatap Mia dengan serius. “Apa yang kamu maksud dengan jaringan itu? Siapa yang terlibat?”

Mia menghela napas panjang, matanya tampak tajam seperti pisau. “Kalian ingin tahu? Baiklah. Richard adalah bagian dari sebuah organisasi besar yang sudah ada sejak lama. Mereka terlibat dalam bisnis gelap yang melibatkan banyak orang berkuasa. Perusahaan yang Richard bangun adalah kedok untuk kegiatan mereka yang lebih gelap. Mia, Arnold, Samuel… kami semua hanyalah pion-pion dalam permainan mereka.”

Clara merasa lidahnya kaku. Semua yang Mia katakan membuatnya semakin bingung. “Jadi, kematian Richard… apakah itu terkait dengan organisasi itu?”

Mia menatap Clara dengan mata yang penuh amarah. “Tentu saja. Richard tahu terlalu banyak. Setelah dia mulai mengungkap beberapa informasi penting, dia menjadi ancaman besar bagi mereka. Mereka tidak bisa membiarkannya hidup. Arnold… dia terlibat, tetapi dia juga menjadi korban dalam permainan ini.”

Clara merasa perasaan cemas mulai melanda. Dia melihat Adrian yang berdiri tegak, seolah menunggu penjelasan lebih lanjut. “Apa yang sebenarnya terjadi pada Arnold? Kenapa dia terlibat?”

Mia tersenyum sinis, menggelengkan kepala dengan lelah. “Arnold bukan siapa-siapa dalam hal ini. Dia hanya seorang yang tertipu oleh janji-janji besar. Namun ketika Richard semakin dekat untuk membongkar semuanya, Arnold menjadi takut dan berpihak pada mereka yang lebih berkuasa. Pada akhirnya, dia tak punya pilihan lain selain untuk membantu mereka.”

Clara merasa hatiannya terhenyak. “Jadi Arnold… dia adalah bagian dari mereka?”

Mia mengangguk. “Ya, tetapi Arnold juga terjebak. Dia sadar bahwa jika dia tidak membantu mereka, dia akan menjadi korban berikutnya. Sama seperti aku.”

Clara merasa semakin bingung. “Tapi kamu? Apa yang kamu inginkan dari semua ini? Mengapa kamu tidak memberi tahu kami lebih awal?”

Mia menatap Clara dengan tatapan penuh penyesalan. “Aku tidak bisa memberi tahu kalian. Aku takut. Mereka sudah mengancamku, dan aku tidak punya pilihan selain bertahan dalam diam. Tetapi setelah Richard mati, aku tahu ini sudah tidak bisa dibiarkan lagi. Aku tidak bisa membiarkan semuanya hancur tanpa ada yang tahu kebenarannya.”

Adrian menyelipkan tangannya ke saku jasnya, matanya semakin serius. “Siapa yang terlibat dalam organisasi ini, Mia? Siapa mereka yang benar-benar mengendalikan segalanya?”

Mia terdiam sejenak, matanya bergerak cepat ke sekitar ruangan, seolah memastikan tidak ada yang mendengarkan. “Aku tidak tahu banyak, hanya bahwa mereka memiliki tangan panjang di banyak tempat. Beberapa dari mereka adalah orang-orang yang kalian kenal—orang-orang yang terlihat bersih di luar, tapi mereka adalah bagian dari jaringan kriminal yang sangat besar.”

Clara merasakan hatinya semakin berat. Semua ini lebih besar dan lebih berbahaya dari yang bisa dia bayangkan. Richard, Arnold, Mia, Samuel—semuanya terperangkap dalam sebuah jaringan yang penuh dengan manipulasi dan konspirasi. Tapi ada satu pertanyaan yang masih membekas di pikirannya.

“Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Clara. “Bagaimana kita bisa menghentikan mereka?”

Mia tampak ragu sejenak, sebelum akhirnya mengangkat wajahnya dan melihat Clara dengan tatapan penuh tekad. “Kalian harus mencari bukti-bukti itu. Buktikan bahwa mereka terlibat dalam segala hal ini. Aku tidak bisa melakukannya sendirian. Aku sudah terlalu takut.”

Adrian menatap Mia dengan serius. “Kami akan melakukannya, Mia. Tapi kami membutuhkanmu. Kamu harus memberikan kami petunjuk lebih lanjut.”

Mia mengangguk perlahan, lalu meraih sebuah amplop dari meja kecil di sampingnya dan memberikannya pada Clara. “Ini adalah bukti-bukti yang aku simpan. Ini bisa membantu kalian. Tapi ingat, kalian harus bergerak cepat. Mereka tidak akan membiarkan siapa pun yang mengetahui kebenaran hidup lama.”

Clara memegang amplop itu erat-erat, merasa berat tanggung jawab yang kini berada di tangan mereka. Semua teka-teki yang telah berlarut-larut akhirnya mulai terungkap, namun masih ada banyak bahaya yang mengintai.

Saat mereka berbalik untuk pergi, Mia menatap mereka sekali lagi, suaranya penuh dengan peringatan. “Jangan percaya pada siapa pun, kecuali pada diri kalian sendiri. Kebenaran ini bisa menghancurkan semuanya.”

Clara dan Adrian keluar dari rumah itu, membawa petunjuk yang lebih jelas, namun juga lebih berbahaya dari sebelumnya. Ketika mereka melangkah ke dalam malam yang semakin gelap, Clara tahu bahwa perjalanan mereka belum berakhir. Kebenaran tentang Richard, Arnold, Mia, dan Samuel baru saja dimulai. Tetapi apa pun yang terjadi, mereka tidak bisa mundur. Kebenaran harus terungkap, dan mereka adalah satu-satunya yang bisa melakukannya.****

—————–THE END————-

Source: AGUSTINA RAMADHANI
Tags: #CeritaMisteri#dramakejahatan#JARINGANKRIMINAL#PEMBUNUHAN
Previous Post

BAYANGAN DI LORONG SUNYI

Next Post

MAKHLUK DARI BAYANGAN

Next Post
MAKHLUK DARI BAYANGAN

MAKHLUK DARI BAYANGAN

SAAT BINTANG JATUH

SAAT BINTANG JATUH

RUMAH MISTERIUS

RUMAH MISTERIUS

MOVIE REVIEW

No Content Available

RECENT MOVIE

DI BAWAH BAYANG KERAJAAN

DI BAWAH BAYANG KERAJAAN

May 17, 2025
SAAT HUJAN JATUH DI HATIMU

SAAT HUJAN JATUH DI HATIMU

May 17, 2025
GERBANG DUNIA TERLARANG

GERBANG DUNIA TERLARANG

May 17, 2025
KETIKA MALAM MENYEMBUNYIKAN KEBENARAN

KETIKA MALAM MENYEMBUNYIKAN KEBENARAN

May 17, 2025

Tentang Kami

NovelStory.id adalah platform media online yang menghadirkan beragam cerita menarik seperti dalam novel dan drama, dirancang untuk memenuhi kebutuhan pembaca akan hiburan yang berkualitas dan penuh imajinasi. Kami percaya bahwa setiap cerita memiliki kekuatan untuk menyentuh hati, menginspirasi, dan membawa pembaca ke dunia yang penuh keajaiban.

Recent News

DI BAWAH BAYANG KERAJAAN

DI BAWAH BAYANG KERAJAAN

May 17, 2025
SAAT HUJAN JATUH DI HATIMU

SAAT HUJAN JATUH DI HATIMU

May 17, 2025

Follow Us

  • Tentang Kami
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

© 2025 https://novelstory.id

No Result
View All Result
  • Romansa
  • Fantasi
  • Drama Kehidupan
  • Misteri & Thriller
  • Fiksi Ilmiah
  • Komedi
  • Horor
  • Sejarah

© 2025 https://novelstory.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In