Story of Day– Tiga pilar penting lini depan Manchester United yakni Alejandro Garnacho, Rasmus Hojlund dan Bruno Fernandes memastikan kemenangan Manchester United atas Leicester City yang kini dibesut oleh eks karteker Setan Merah yaitu Ruud van Nistelrooy.
Kemenangan itu sekaligus kegirangan bagi Ali Husin Almutalib yang lancar memakan tahi kucing basah setelah kemarin juga memakan tahi kucing basah atas kemenangan MU melawan Real Sociedad serta kemarin-kemarin juga melumur tahi kucing basah ke wajah.
“Ada benernya gua nyewa kamar kost. King MU udah bener-bener enggak ada lawan,” katanya. Anjing ini pemakan tahi kucing masih nganggep MU sebagai king.
Mutlak sejak Ali Husin Almutalib jarang bergaul dengan kawan-kawan sejawat atau berusaha mencari gebetan setelah melancarkan nazar sinting gila miring ini. Langkah mainnya hanya pulang ke rumah lalu bangun tidur langsung mandi dan mata melirik sekitar mengamati para kucing kemudian pergi ke kamar kost untuk menumpuk ruang-ruang itu penuh tahi kucing pelancar nazar sinting gila miringnya.
Dulu waktu awal-awal masih mending, Ali Husin Almutalib masih mau chatting sama perempuan yang ia suka. Bahkan dengan perempuan yang ia suka itu, perempuan yang ia tahu memelihara kucing— Ali Husin meminta tahi kucingnya. Benar-benar Manchester United memiliki fans sejati yang akan rela mati demi Manchester United.
Dengan orang tua pun, Ali Husin Almutalib sudah jarang ngobrol. Kalau ibu atau ayah bertanya, jawabnya sebatas iya, enggak, enggak tahu, di sana dan gitulah. Kayak orang yang enggak Ikhlas chattingan saat baru kenalan.
“Mulut gua bau enggak ya?” Kata dia sambil meniupkan nafas ke tangan lalu ia cium-cium saat baru pulang ke rumah dan baru turun dari motor.
Ya Ali Husin Almutalib sebenarnya sudah merasa aka nada perubahan terutama dari nafas, rambut dan wajah karena kerap makan tahi kucing dan melumur muka menggunakan tahi kucing. Tapi ia masih tidak perduli karena yang ia peduli hanya Manchester United meraih poin agar tidak terdegradasi.
Bahkan saat ia maka setelah mengunyah tahi kucing atau setelah ia melumur wajah menggunakan tahi kucing itu dilakukannya agar nafas dan wajahnya ada aroma lain selain daripada tahi kucing yang baru ia gunakan untuk memperkuat magis nazar yang sungguh alam pun malas menyampaikannya kepada Tuhan.
Pernah waktu itu saat awal-awal ia makan tahi kucing alam berisyarat buruk. Langit yang terang seketika meneteskan rinai dan kemudian langit itu perlahan menggelap dan menelurkan kilat-kilat hingga petir berguntur tapi sama sekali tidak hujan keberkahan, melainkan hanya gerimis yang dulu orang tua melarang anaknya basah-basahan di bawah gerimis itu.
Andai Ali Husin Almutalib tahu bahwa betapa ibunya bertaruh nyawa saat melahirkan.***