• Latest
  • Trending
  • All
  • Movie Review
  • Box Office
  • Trailer
  • Action
  • Romantic
  • Comedy
  • Horror
  • Serial Movie
  • Genre
TERJEBAK ALAM TEKNOLOGI

TERJEBAK ALAM TEKNOLOGI

January 26, 2025
DI BAWAH BAYANG KERAJAAN

DI BAWAH BAYANG KERAJAAN

May 17, 2025
SAAT HUJAN JATUH DI HATIMU

SAAT HUJAN JATUH DI HATIMU

May 17, 2025
GERBANG DUNIA TERLARANG

GERBANG DUNIA TERLARANG

May 17, 2025
KETIKA MALAM MENYEMBUNYIKAN KEBENARAN

KETIKA MALAM MENYEMBUNYIKAN KEBENARAN

May 17, 2025
JEJAK DI PINTU TERLARANG

JEJAK DI PINTU TERLARANG

May 17, 2025
KETIKA WAKTU MENYENTUH HATI

KETIKA WAKTU MENYENTUH HATI

May 17, 2025
TERPERANGKAP DALAM JEBAKAN TAK TERDUGA

TERPERANGKAP DALAM JEBAKAN TAK TERDUGA

May 17, 2025
PELARIAN DALAM KEJARAN

PELARIAN DALAM KEJARAN

May 12, 2025
HIDUP YANG TAK PERNAH BERAKHIR

HIDUP YANG TAK PERNAH BERAKHIR

May 12, 2025
JEJAK – JEJAK DI JALANAN KOTA

JEJAK – JEJAK DI JALANAN KOTA

May 10, 2025
PERANG DI BALIK KOTA TERKURUNG

PERANG DI BALIK KOTA TERKURUNG

May 10, 2025
LUKISAN YANG MENANGIS

LUKISAN YANG MENANGIS

May 10, 2025
  • Tentang Kami
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
No Result
View All Result
Novel Story
  • Romansa
  • Fantasi
  • Drama Kehidupan
  • Misteri & Thriller
  • Fiksi Ilmiah
  • Komedi
  • Horor
  • Sejarah
Novel Story
TERJEBAK ALAM TEKNOLOGI

Oplus_131072

TERJEBAK ALAM TEKNOLOGI

Sebuah petualangan teknologi yang membawa diri ke dalam alam lain

by FASA KEDJA
January 26, 2025
in Fiksi Ilmiah
Reading Time: 27 mins read

 

 

Bab 1: Dunia Baru

Zara membuka matanya perlahan, terbangun dari tidur yang seakan berlangsung lebih lama dari biasanya. Langit di luar jendela apartemennya tampak cerah, meskipun tak ada matahari yang benar-benar terlihat. Dunia ini—dunia yang dia kenal—adalah dunia di mana teknologi mendominasi setiap aspek kehidupan. Hampir tidak ada yang bisa dilakukan tanpa bantuan perangkat canggih yang terhubung dalam jaringan global. Kecepatan informasi mengalir tanpa batas, dan hampir setiap orang kini bergantung pada kecerdasan buatan dalam menjalani kehidupan sehari-hari mereka.

Zara adalah seorang ilmuwan muda yang bekerja di NexTech, sebuah perusahaan riset teknologi terkemuka yang berbasis di kota futuristik bernama TechnoCity. Kota ini dibangun dengan prinsip efisiensi dan teknologi tinggi. Jalanan dipenuhi kendaraan otonom yang bergerak tanpa pengemudi, gedung-gedung pencakar langit yang menyala dengan hologram iklan bergerak, dan setiap warga kota menggunakan perangkat implan untuk tetap terhubung dengan dunia maya kapan saja. Dunia nyata dan maya telah menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan.

Di ruang kerja NexTech yang serba canggih, Zara duduk di depan komputernya, mengamati data dan grafik yang terus berkembang di layar holografik besar. Proyek yang sedang dia kerjakan adalah salah satu yang paling ambisius dalam kariernya—pengembangan sebuah teknologi canggih yang mampu menciptakan dunia maya sepenuhnya baru, sebuah dunia virtual yang bisa ditinggali oleh siapa saja. Proyek ini, yang dikenal dengan nama “V-Portal”, telah disiapkan selama bertahun-tahun, dan perusahaan tempatnya bekerja berjanji bahwa teknologi ini akan merevolusi cara manusia berinteraksi dengan dunia.

Namun, meskipun Zara sangat berbakat dalam bidangnya, dia mulai merasa ada sesuatu yang salah. Perasaan itu datang perlahan, seperti badai kecil yang semakin lama semakin besar. Saat dia pertama kali mendengar tentang V-Portal, dia terpesona oleh potensinya. Bayangkan sebuah dunia maya yang begitu sempurna, di mana setiap orang dapat merasakan pengalaman tanpa batas. Di dunia itu, siapa pun bisa menjadi siapa saja, mencapai apa saja, tanpa harus terikat oleh hukum fisika atau keterbatasan ruang dan waktu. Ini adalah konsep yang menakjubkan, bahkan menggiurkan.

Tapi seiring berjalannya waktu, perasaan aneh itu semakin mengganggunya. Ada banyak informasi yang dikendalikan dan disaring oleh NexTech. Sejumlah detail tentang proyek ini tidak diberikan kepada para ilmuwan dan insinyur yang bekerja di bawahnya. Zara mendapati bahwa meskipun ia memiliki akses ke sebagian besar data teknis, selalu ada lapisan informasi yang tersembunyi—sesuatu yang tidak pernah dijelaskan secara terbuka.

Pada hari itu, seperti hari-hari lainnya, Zara berjalan melewati lorong-lorong canggih NexTech dengan dinding kaca yang memantulkan cahaya neon. Setiap langkahnya disertai suara sepatu karet yang ringan di lantai. Di sepanjang jalan, dia melihat kolega-koleganya, beberapa tampak sibuk dengan layar implan mereka, sementara yang lain terlihat tenggelam dalam diskusi tentang perkembangan terbaru di dunia virtual. Namun, Zara tidak bisa menghilangkan rasa ketidaknyamanan yang merayap dalam dirinya.

Di ruang pertemuan utama, dia bertemu dengan Dr. Aldo, pemimpin tim riset V-Portal. Aldo adalah pria yang selalu percaya diri, tetapi kali ini ada sesuatu yang berbeda dalam sikapnya. Matanya yang tajam, yang biasanya tidak pernah ragu, kini terlihat sedikit gelisah.

“Zara,” sapa Aldo dengan suara datar, “sudah ada perkembangan baru tentang uji coba V-Portal. Kami akan melakukan simulasi besar minggu ini. Aku ingin kamu memeriksa kembali data hasil uji coba versi sebelumnya.”

Zara mengangguk, tapi ada sesuatu dalam pandangan Aldo yang mengusik. Dia merasa seperti ada yang disembunyikan darinya. “Tentu, Dr. Aldo. Tapi, bolehkah saya tahu lebih banyak tentang simulasi ini? Apakah ada parameter baru yang perlu diperhatikan?”

Aldo mengalihkan pandangannya ke jendela kaca yang besar, melihat ke luar ke kota yang futuristik itu. “Simulasi ini lebih dari sekadar eksperimen teknis, Zara. Ini adalah langkah menuju sesuatu yang lebih besar, sebuah dunia baru yang tak terbayangkan sebelumnya. Kamu akan melihatnya sendiri, tapi untuk saat ini, fokus pada datanya.”

Zara merasa ada ketegangan dalam kata-kata Aldo. Dunia baru. Itu adalah ungkapan yang sering digunakan untuk menggambarkan potensi besar proyek ini. Tapi Zara merasa semakin yakin bahwa ada sesuatu yang lebih dari sekadar kemajuan teknologi yang sedang disembunyikan.

Saat kembali ke ruang kerjanya, Zara merenung. Dunia ini, meskipun penuh dengan kemajuan luar biasa, tampak semakin tidak manusiawi. Orang-orang tidak lagi menghabiskan waktu di luar rumah, tidak ada lagi interaksi sosial yang nyata. Semuanya seolah-olah bergerak menuju sebuah sistem di mana segalanya bisa dikendalikan, bahkan emosi dan pengalaman. Apakah V-Portal benar-benar akan membawa kebebasan, atau justru menjadi penjara baru bagi pikiran manusia?

Pikirannya terus melayang ke arah kemungkinan bahwa teknologi ini bisa membawa dampak buruk, meskipun perusahaan dan pemerintah mengklaim bahwa ini akan memperbaiki kualitas hidup manusia. Dengan segala kecanggihan yang ada, tidak ada ruang lagi bagi keraguan. Semua orang di sekitarnya tampaknya begitu terpesona oleh visi dunia digital yang sempurna itu, dan Zara mulai merasa seperti satu-satunya orang yang bisa melihat sisi gelap dari impian besar ini.

Dengan perasaan campur aduk, Zara melangkah keluar dari kantor NexTech menuju malam yang sunyi. Di luar, kota tampak lebih cemerlang dari biasanya. Hologram raksasa yang mengiklankan berbagai produk teknologi menyinari langit malam, sementara kendaraan otonom melintas tanpa suara di jalanan. Di dunia yang serba maju ini, Zara merasa semakin kecil. Dia tidak tahu mengapa, tapi instingnya mengatakan bahwa dunia yang tampak sempurna ini, dengan segala kemudahan dan kecanggihannya, sedang mengarah pada sesuatu yang jauh lebih gelap dari yang dia bayangkan.*

 

Bab 2: Pintu Gerbang Virtual

Zara terjaga di pagi yang lebih suram dari biasanya, meskipun sinar matahari tak tampak lagi seperti biasanya. Cuaca yang seharusnya cemerlang kini terlihat kabur, seperti dunia yang kehilangan keceriaannya. Begitu membuka mata, pikirannya langsung teringat pada pertemuan kemarin dengan Dr. Aldo dan proyek V-Portal. Perasaan was-was yang semakin mengganggu mengingatkan Zara bahwa dia harus menyelidiki lebih dalam lagi.

Hari itu, dia kembali menuju laboratorium NexTech, tempat di mana semua penelitian dan pengembangan teknologi canggih dilakukan. Saat melangkah masuk, Zara disambut dengan suasana yang lebih tegang daripada biasanya. Rekan-rekannya tampak sibuk memonitor layar holografik yang mengambang di depan mereka. Suasana di ruangan itu begitu gelap, hanya diterangi cahaya biru dari monitor.

Di tengah ruangan, ada sebuah perangkat besar yang terhubung ke berbagai kabel dan mesin yang tak bisa dimengerti oleh kebanyakan orang. Itu adalah V-Portal. Sebuah mesin yang dirancang untuk membawa manusia ke dunia maya sepenuhnya, dunia yang seolah-olah lebih nyata daripada kenyataan itu sendiri. Zara melihatnya dengan penuh ketegangan. Teknologi itu bukan hanya sekadar inovasi, tapi sesuatu yang bisa mengubah cara manusia berinteraksi dengan realitas.

“Zara, kamu datang tepat waktu,” suara Dr. Aldo terdengar dari belakangnya, membuat Zara sedikit terkejut. “Kita akan melakukan uji coba besar hari ini. Kami ingin kamu menjadi bagian dari eksperimen pertama.”

Zara menoleh ke arah Aldo, yang tampak lebih serius dari biasanya. Ada keheningan di antara mereka, seolah-olah Aldo sedang menunggu reaksi tertentu darinya.

“Apa yang sebenarnya terjadi, Dr. Aldo?” tanya Zara, mencoba untuk tetap tenang meskipun hatinya berdebar. “Aku mendengar beberapa informasi yang tidak kamu ungkapkan sebelumnya. Tentang eksperimen ini, tentang V-Portal…”

Aldo tersenyum tipis, lalu mengangguk pelan. “Kamu pasti merasa ada yang aneh, kan? Sebenarnya, aku ingin memberitahumu lebih banyak, tetapi ini masih dalam tahap pengujian, Zara. Apa yang akan kamu alami hari ini akan membuka matamu tentang potensi sejati dari teknologi ini. Dunia yang lebih baik, bebas dari batasan-batasan fisik.”

Zara menatap Aldo dengan skeptis. Dia tahu betul bahwa tidak ada teknologi yang sepenuhnya bebas dari konsekuensi, terutama jika manusia terjebak terlalu lama dalam dunia buatan. Aldo bisa berbicara tentang dunia yang lebih baik, tetapi dia tidak pernah menyebutkan risiko atau kemungkinan dampak buruk yang bisa terjadi. Zara memutuskan untuk mengikuti proses ini, meskipun rasa curiga masih menghantui setiap langkahnya.

Setelah beberapa detik kebimbangan, Zara melangkah ke dalam ruang eksperimen. Di dalamnya, ada sebuah kursi yang terhubung dengan sejumlah alat canggih, tampak seperti kursi yang digunakan untuk perawatan medis, tapi dengan teknologi yang jauh lebih rumit. Di atasnya, sebuah helm transparan menggantung dengan kabel-kabel halus yang menjulur ke berbagai perangkat.

“Ini adalah perangkat utama yang akan menghubungkan pikiranmu langsung ke dalam dunia maya,” jelas Aldo sambil menunjuk ke helm tersebut. “Kamu hanya perlu mengenakan helm ini dan tubuhmu akan terhubung langsung ke V-Portal. Selama percakapan ini, kamu akan sepenuhnya berada di dunia virtual, meskipun tubuhmu tetap ada di sini.”

Zara mengangguk dan merasakan ketegangan semakin mendalam. Dia duduk di kursi, sementara Aldo dan tim riset lainnya mulai menyiapkan perangkat. Mereka menghubungkan berbagai kabel dan memeriksa sistem dengan teliti. Zara memeriksa layar di depan wajahnya, mencoba untuk menenangkan dirinya.

Setelah beberapa detik, Aldo menyalakan perangkat, dan suara lembut terdengar, diikuti oleh kilatan cahaya dari helm. Zara merasa tubuhnya seakan mengambang, sebuah sensasi aneh yang merambat dari ujung kaki hingga ujung kepala. Suara detak jantungnya mengalun keras, dan seiring dengan itu, pandangannya berubah. Dunia di sekelilingnya mulai mengabur, dan suara riuh yang biasa terdengar di luar laboratorium berubah menjadi sebuah keheningan yang sangat mendalam.

Tiba-tiba, sesuatu yang luar biasa terjadi.

Zara merasa tubuhnya seolah melayang ke dalam dunia yang tidak bisa dia kenali. Begitu membuka mata, dia berada di sebuah tempat yang sangat berbeda. Tanah di bawah kakinya terasa lembut, sementara langit yang luas penuh dengan cahaya keemasan, tidak seperti dunia nyata yang selalu dipenuhi dengan polusi udara dan cahaya buatan. Pohon-pohon dengan daun berwarna ungu tumbuh dengan anggun, sementara udara terasa segar dan bersih. Seakan-akan, dia berada di sebuah dunia baru yang benar-benar bebas dari batasan.

“Selamat datang di dunia V-Portal,” suara Aldo terdengar di telinganya, meskipun dia tidak bisa melihatnya. “Ini adalah dunia yang kamu impikan—dunia yang lebih sempurna. Kamu bisa merasakan apa pun di sini. Apakah kamu siap untuk melangkah lebih jauh?”

Zara terdiam sejenak, memproses segala sesuatu yang dia rasakan. Walaupun dunia di hadapannya begitu indah, ada satu hal yang aneh: dia tidak merasa sepenuhnya bebas. Ada sesuatu yang hilang—sesuatu yang sangat penting.

Saat dia mulai melangkah, dunia di sekelilingnya mulai berubah dengan cepat. Pohon-pohon ungu yang sebelumnya tenang, tiba-tiba bergoyang mengikuti aliran angin yang tidak ada. Lautan di kejauhan berkilau dengan warna yang menyilaukan, tapi sensasi itu terasa terkontrol. Zara mencoba untuk melangkah lebih jauh, namun setiap gerakannya terasa seolah sudah diprogram. Semuanya tampak begitu sempurna, tetapi dia merasakan bahwa ini bukan kebebasan yang sesungguhnya.

“Kamu bisa melakukan apapun yang kamu inginkan di sini,” suara Aldo kembali terdengar, lebih dekat sekarang. “Dunia ini adalah refleksi dari keinginanmu, Zara. Semua yang kamu pikirkan bisa menjadi kenyataan.”

Zara menatap langit dan merasakan sebersit ketakutan. Di dunia nyata, kebebasan adalah sesuatu yang sejatinya diperebutkan dan dijaga. Tetapi di dunia ini, kebebasan terasa seperti ilusi. Dia mengerti bahwa dia baru saja memasuki sebuah dunia yang mungkin bukan hanya tempat untuk menjelajah, tetapi tempat untuk terjebak.

Tiba-tiba, sebuah perasaan cemas melanda dirinya. Ketika dia menoleh, dia melihat bahwa sebuah bayangan besar muncul di cakrawala. Ada sesuatu yang mendekat dengan sangat cepat. Sebuah makhluk yang tak bisa dikenali, dengan tubuh terbuat dari cahaya dan bayangan yang menyatu.

Dan itu—makhluk itu—tampaknya mengikutinya.*

Bab 3: Ketidaknormalan Mulai Terlihat

Zara merasa tubuhnya kembali tersentak saat dia membuka mata. Ruang laboratorium kini kembali terbuka di hadapannya, namun perasaan cemas masih menghantui setiap sudut pikirannya. Dunia maya yang tadi dia masuki, yang seharusnya menjadi tempat tanpa batas, kini terasa lebih seperti jebakan. Apa yang sebelumnya tampak sempurna mulai menyisakan rasa tidak nyaman yang semakin lama semakin membesar.

Dengan tangan yang sedikit gemetar, Zara melepaskan helm yang menempel erat di kepalanya. Suara dengungan mesin kembali terdengar, dan tim peneliti di sekitar laboratorium bergegas menghampiri. Dr. Aldo muncul di hadapannya dengan senyum yang tampak sedikit dipaksakan.

“Bagaimana rasanya, Zara?” tanyanya dengan nada yang biasa—terlalu biasa untuk situasi seperti ini.

Zara menatapnya tajam, berusaha menyembunyikan kecemasannya. “Itu… luar biasa, Dr. Aldo. Dunia itu begitu nyata, tapi… ada yang aneh.”

Aldo mengerutkan dahi. “Aneh? Apa maksudmu?”

“Dunia itu terasa seperti… dikendalikan. Tidak ada kebebasan sesungguhnya. Semuanya terasa… sempurna, terlalu sempurna.” Zara berhenti sejenak, menahan pikiran yang semakin liar. “Ada sesuatu yang tidak beres. Ada makhluk di sana—sesuatu yang mengikutiku.”

Wajah Aldo seketika berubah. Matanya yang biasanya penuh percaya diri kini terlihat sedikit terkejut, namun cepat-cepat dia menguasai ekspresinya. “Mungkin itu hanya bagian dari simulasi, Zara. V-Portal memang dirancang untuk menyesuaikan dengan keinginan pengguna. Setiap pikiran, setiap perasaanmu bisa diwujudkan di sana. Tapi jangan khawatir, itu hanya mimpi digital.”

Zara merasa tidak yakin. Dia bisa merasakan bahwa Aldo berusaha menenangkan dirinya, namun ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan. Suasana di dalam laboratorium terasa semakin mencekam, seolah-olah ada yang tidak beres, tapi tidak ada yang ingin membahasnya lebih jauh.

Dia keluar dari ruang eksperimen dengan perasaan yang sulit dipahami. Sejak pertama kali memasuki dunia V-Portal, Zara merasa ada kesan yang semakin kuat bahwa dunia maya ini bukan hanya tempat untuk melarikan diri. Ada sesuatu yang mengintai, menunggu, dan mungkin… mengendalikan.

Hari-hari setelah eksperimen pertama itu terasa semakin tidak biasa. Zara kembali ke rutinitas hariannya, bekerja di depan layar holografik, mengolah data, dan mengembangkan sistem untuk meningkatkan kinerja V-Portal. Namun, ada perasaan gelisah yang tidak bisa dia singkirkan. Setiap kali dia menutup matanya, bayangan dunia maya yang dia kunjungi seakan-akan terngiang di kepalanya.

Pada suatu malam yang sunyi, ketika laboratorium sudah hampir sepi dan hanya ada beberapa rekan yang masih bekerja, Zara duduk termenung di mejanya, memeriksa kembali hasil uji coba. Salah satu file yang dia buka adalah rekaman visual dari sesi pertama di V-Portal. Dia menonton dengan seksama, berharap bisa menemukan petunjuk tentang apa yang terjadi.

Namun, saat rekaman itu diputar, sesuatu yang aneh muncul. Di dalam video, sesaat setelah dia mengenakan helm dan memasuki dunia maya, gambar-gambar yang terlihat jelas di layar tampak seperti terdistorsi. Sebuah kilatan cahaya muncul di latar belakang yang tidak dia ingat pernah ada, dan kemudian—sebelum dia melihat makhluk yang mengikutinya—semua gambarnya seakan terpotong dan berubah menjadi warna yang mengerikan. Ada suara samar, seperti desisan yang datang dari tempat jauh.

“Apakah ini… bagian dari simulasi?” gumam Zara, merasa bingung dan sedikit terkejut.

Dengan rasa penasaran yang semakin besar, Zara memutuskan untuk melakukan eksperimen lain. Kali ini, dia ingin menyelidiki lebih jauh. Dia kembali ke ruang eksperimen dan menyarankan kepada Dr. Aldo untuk melakukan percakapan dalam dunia maya tanpa memanfaatkan parameter atau pengaturan yang biasa. Dia ingin melihat apakah ada perbedaan dalam pengalamannya.

Aldo, meskipun terlihat ragu, akhirnya mengizinkan. Dengan sekali lagi mengenakan helm dan menyambungkan dirinya ke V-Portal, Zara memasuki dunia yang sama.

Namun kali ini, dunia itu terasa berbeda.

Langit yang sebelumnya penuh dengan cahaya lembut kini tampak redup dan kelam. Tanah di bawah kaki Zara bergetar, seolah dunia itu sedang berusaha untuk mempertahankan keseimbangannya. Pohon-pohon yang tadi tampak indah kini tampak melengkung dengan cabang-cabang yang tak alami, seakan menggeliat menuju ke arahnya. Langit yang dulunya berwarna keemasan berubah menjadi abu-abu pekat, dan udara yang biasanya sejuk terasa dingin dan penuh ketegangan.

Zara mulai merasa cemas. Tidak hanya makhluk yang mengikutinya, tetapi sekarang ada perasaan bahwa dia sedang dipantau. Langkah kakinya terdengar lebih keras dari biasanya, meskipun dia tahu tak ada orang lain di sana. Dia berhenti sejenak dan menatap ke sekeliling, mencoba menemukan jejak ketidakberesan itu.

Lalu, dia mendengar suara itu lagi. Suara desisan halus, yang semakin mendekat. Kali ini, suara itu lebih jelas, seperti bisikan yang menggema di seluruh dunia maya. Zara menoleh, namun tak ada siapa pun di sana.

“Kamu tidak bisa keluar,” suara itu terdengar semakin jelas. Itu bukan suara Aldo. Itu suara yang berasal dari dalam dunia itu sendiri.

Jantung Zara berdegup kencang. “Siapa kamu?” teriaknya, meskipun dia tahu tidak ada yang akan menjawab.

Tiba-tiba, makhluk yang muncul dalam penglihatannya pertama kali kini lebih nyata. Di kejauhan, bayangan gelap itu mulai bergerak lebih cepat, semakin dekat. Sesuatu yang tidak seharusnya ada di dunia virtual—makhluk yang tampaknya terbuat dari bayangan dan cahaya yang bergerak tak wajar. Matanya memancarkan cahaya merah menyala, dan tubuhnya berbentuk kabur, tak jelas, tapi terasa mengancam.

Zara mundur perlahan, mencoba berlari, namun kakinya terasa sangat berat. Dunia maya itu seperti menahannya. Tidak ada jalan keluar. Semuanya terasa semakin menekan.

Dengan penuh ketakutan, Zara menoleh ke belakang dan berlari menuju titik terjauh yang bisa dia capai. Setiap langkah terasa sia-sia, dunia maya ini semakin menutupinya, semakin mengendalikan dirinya. Dia merasakan ketidaknormalan yang jauh lebih mendalam—seperti ada kekuatan lain yang mengatur semua ini.

“Apa yang sedang terjadi?” pikirnya panik, merasakan ada sesuatu yang jauh lebih besar sedang mengontrol dunia yang seharusnya menjadi tempat untuk bebas berimajinasi.

Ketika Zara akhirnya berhasil terbangun kembali di dunia nyata, keringat membasahi wajahnya. Seluruh tubuhnya terasa lelah, dan dadanya berdebar kencang. Mata Aldo menatapnya penuh perhatian.

“Zara, kamu terlihat sangat terkejut,” kata Aldo dengan nada cemas. “Apakah ada yang salah?”

Zara terdiam sejenak, mencerna semua yang baru saja dia alami. Namun, kali ini dia tahu, ada sesuatu yang sangat salah di dalam V-Portal—sesuatu yang lebih besar dari yang bisa dia bayangkan. Dan dia harus segera mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.*

 

Bab 4: Melawan Ilusi

Zara terbangun dengan napas yang terengah-engah. Keringat dingin membasahi pelipisnya, dan jantungnya masih berdegup kencang setelah pengalaman terakhir di dalam dunia V-Portal. Setiap detail dari dunia maya itu terngiang jelas di kepalanya, seolah-olah dunia itu bukan hanya sebuah simulasi, tapi suatu entitas yang hidup, mengintai, dan mungkin bahkan mengendalikan dirinya. Ada sesuatu yang mengerikan yang tidak bisa dia ungkapkan dengan kata-kata. Sebuah kekuatan tak terlihat yang lebih besar daripada teknologi yang tercipta di dunia nyata.

Dengan rasa cemas yang semakin membesar, Zara mengangkat tubuhnya dari tempat tidur, menatap ruangannya yang tampak sunyi. Hologram kota TechnoCity yang biasa menyala di jendela kini tidak memberi kenyamanan seperti biasa. Bahkan suara kendaraan otonom yang bergerak di luar terasa asing dan menegangkan. Semua seolah tidak nyata. Dunia nyata yang dulunya terasa begitu solid kini tampak seperti bayangan yang tak bisa digenggam.

Zara menyadari bahwa dia tidak bisa terus seperti ini. Dia harus melawan—melawan apa pun yang ada di balik V-Portal dan apa pun yang berusaha mengendalikan pikirannya. Teknologi canggih ini sudah terlalu jauh dari apa yang seharusnya, dan ada ancaman yang mengintai, tersembunyi di balik kemegahannya.

Hari itu, Zara tidak pergi ke kantor NexTech seperti biasanya. Alih-alih, dia menghabiskan waktu di rumahnya, memeriksa ulang data yang ada di komputernya, mencoba menggali lebih dalam tentang proyek V-Portal. Ada beberapa informasi yang sengaja disembunyikan darinya—sesuatu yang tidak dia pahami. Dia tahu ada banyak hal yang tidak diungkapkan, bahkan oleh Dr. Aldo, yang seolah-olah selalu mengarahkan percakapan untuk menghindari pertanyaan yang lebih dalam.

Zara menelusuri rekaman data yang lebih lama, mencari tanda-tanda ketidakberesan. Ada satu file yang menarik perhatiannya. Itu adalah rekaman dari sesi eksperimen pertama, yang dia lakukan sebelum dia merasakan ketidaknormalan. Setelah memperbesar salah satu bagian gambar yang dia temukan, Zara melihat sesuatu yang tidak pernah dia perhatikan sebelumnya: bayangan samar yang melintas di latar belakang. Bayangan itu tidak bisa dijelaskan dengan logika dunia maya. Itu bukan objek virtual yang muncul dari algoritma. Itu lebih mirip sosok yang bergerak dengan tujuan tertentu, seolah-olah ada yang mengamatinya.

Tanpa ragu, Zara segera memulai pencarian lebih lanjut. Mungkin ada orang lain yang memiliki petunjuk tentang apa yang terjadi di balik teknologi ini. Pencariannya membawanya ke sebuah forum rahasia yang berisi para peneliti dan mantan ilmuwan dari NexTech, mereka yang tidak lagi bekerja di perusahaan itu karena mengetahui kebenaran yang tidak pernah dibicarakan ke publik. Di dalam forum itu, Zara menemukan pesan anonim yang dikirimkan oleh seorang mantan anggota tim riset.

“Jangan percaya pada V-Portal. Itu lebih dari sekadar dunia maya. Di dalamnya ada sesuatu yang lebih berbahaya, lebih mengerikan. Sesuatu yang telah keluar dari kontrol kita.”

Zara membaca pesan itu berkali-kali, seolah-olah mencoba mencerna setiap kata-katanya. Tidak ada nama, tidak ada petunjuk lain. Tapi pesan itu menggema dalam pikirannya, memperkuat keyakinannya bahwa ada yang tidak beres. V-Portal bukan hanya alat untuk memasuki dunia maya—itu adalah pintu gerbang ke sesuatu yang lebih gelap.

Di malam yang sama, Zara memutuskan untuk mengambil langkah lebih jauh. Dia akan mengakses kembali dunia V-Portal, tetapi kali ini dengan persiapan yang berbeda. Dia tidak akan membiarkan ilusi itu menguasainya. Dia harus menemukan cara untuk melawan kekuatan yang mengendalikan dunia maya itu.

Di laboratorium NexTech yang sepi, Zara kembali mengenakan helm penghubung ke V-Portal. Kali ini, dia sudah mempersiapkan dirinya untuk tidak terjebak dalam permainan pikiran yang tak terlihat. Sebelum memulai, dia menyiapkan catatan untuk dirinya sendiri—sebuah pengingat bahwa dia tidak boleh kehilangan kendali atas dirinya. Jika dia terjebak lagi, dia harus segera keluar, bahkan jika itu berarti menghancurkan koneksi itu dengan paksa.

Dengan sebuah napas panjang, Zara menekan tombol untuk memulai eksperimen. Dunia di sekitarnya mulai mengabur, dan dalam hitungan detik, dia menemukan dirinya kembali di dalam dunia maya yang aneh itu. Namun, kali ini, dia tidak terperangkap dalam keindahan dunia yang tampak sempurna. Dia tahu bahwa ini semua adalah ciptaan, dan ciptaan ini bisa dihancurkan jika dia cukup kuat.

Dunia sekitar mulai bergetar, seperti ada yang salah. Langit yang semula cerah kini mulai memudar menjadi abu-abu. Pohon-pohon yang tumbuh dengan cabang-cabang aneh tampak semakin melengkung, seperti hendak menyergapnya. Zara menginjak tanah, kali ini dengan lebih mantap, mencoba merasakan setiap langkahnya.

“Apa yang sebenarnya kamu inginkan?” teriak Zara ke udara, mencoba menantang dunia yang ada di sekelilingnya.

Dunia itu berhenti sejenak, dan tiba-tiba suara desisan yang mengerikan kembali terdengar. Zara menatap sekelilingnya dengan waspada. Dia tahu makhluk itu akan muncul lagi—makhluk yang mengikutinya sejak pertama kali dia memasuki V-Portal. Dan kali ini, dia tidak akan lari.

Saat bayangan besar itu muncul di kejauhan, Zara melangkah maju dengan keyakinan yang lebih besar. Makhluk itu bergerak lebih cepat, tapi kali ini Zara tidak gentar. Dengan berani, dia meneriakkan perintah, “Aku tahu kamu bukan bagian dari dunia ini. Aku tahu kamu bukan bagian dari realitas ini!”

Tiba-tiba, dunia maya di sekitarnya mulai berguncang. Ada getaran kuat yang memecah udara, seperti dunia itu sedang berusaha menghancurkan dirinya. Namun Zara tetap berdiri tegak, menatap makhluk yang semakin mendekat. Dunia maya itu mulai runtuh, dan semua yang ada di dalamnya seakan meluruh, seolah-olah sesuatu yang sangat kuat tengah mengendalikan semuanya.

“Aku tidak takut!” teriak Zara dengan suara penuh keyakinan. “Aku tidak akan terjebak dalam ilusi ini!”

Makhluk itu akhirnya berhenti. Namun, sesuatu yang luar biasa terjadi. Dunia di sekitarnya mulai hancur, retak, dan semua yang ada di sana—pohon, langit, bahkan tanah—mulai lenyap satu per satu. Dunia maya itu, yang begitu sempurna di awal, akhirnya mengungkapkan dirinya yang sejati. Semua yang ada di dalamnya adalah tiruan, sebuah ilusi yang diciptakan untuk memanipulasi.

Saat semuanya runtuh, Zara merasa dirinya terbangun kembali di dunia nyata. Napasnya masih terengah-engah, dan tubuhnya terasa lelah. Namun, kali ini dia tahu bahwa dia tidak akan pernah lagi terjebak dalam ilusi. Dia telah membuka matanya, dan sekarang, tidak ada yang bisa menghentikan langkahnya untuk mengungkap kebenaran tentang V-Portal—dan untuk menghancurkan apa pun yang mengancam kebebasan manusia.*.

Bab 5: Dunia yang Terkurung

Zara terbangun dengan rasa cemas yang lebih dalam daripada sebelumnya. Bahkan setelah apa yang dia alami di dunia V-Portal, perasaan terperangkap tak pernah meninggalkan dirinya. Meskipun dia sudah berhasil keluar dari dunia maya itu beberapa kali, kenyataannya justru semakin mengerikan. Setiap kali dia kembali ke dunia nyata, kesan pertama yang muncul adalah sebuah ilusi—ilusi yang dibuat oleh V-Portal, yang kini seolah semakin mengikat dan mengekang dirinya.

Pagi itu, suasana di sekitar Zara terasa menekan. Meskipun tidak ada yang berubah secara fisik di dunia nyata, Zara bisa merasakan adanya perbedaan yang mendalam. Bahkan sinar matahari yang menembus jendela terasa lebih dingin, lebih suram. Seperti dunia ini, meskipun tampak nyata, bukan tempat yang seharusnya dia tinggali. Ada perasaan yang mengganggu di dalam dirinya, seolah dunia ini adalah sebuah jebakan, dan segala sesuatu yang terjadi di sekitar dia—termasuk dirinya sendiri—adalah bagian dari ilusi besar yang sedang dimainkan oleh V-Portal.

Zara mencoba menenangkan diri dan kembali memusatkan perhatian pada hal-hal yang penting. Proyek V-Portal masih menjadi pusat perhatian dunia teknologi. Setiap orang di NexTech tampaknya semakin terobsesi dengan kesempurnaan virtual yang mereka tawarkan, sementara di sisi lain, Zara semakin yakin bahwa ada sesuatu yang sangat salah. Setelah setiap percakapan dengan Dr. Aldo, dia merasa semakin terisolasi, semakin jauh dari dunia yang sebenarnya. Apa yang bisa dia lakukan jika dunia nyata pun sudah terasa asing dan penuh dengan kecurigaan?

Hari itu, Zara memutuskan untuk kembali ke laboratorium NexTech. Ada sesuatu yang menarik perhatiannya: sebuah perangkat cadangan yang terhubung langsung ke V-Portal. Perangkat ini, yang tidak pernah dia lihat sebelumnya, tampaknya menyimpan banyak data yang tidak bisa diakses begitu saja oleh semua orang. Dia merasa perlu untuk menyelidikinya lebih jauh.

Di dalam laboratorium, suasana sangat berbeda dari sebelumnya. Tim riset tampaknya semakin terfokus pada tujuan mereka untuk menyempurnakan teknologi V-Portal, sementara Zara hanya bisa menyaksikan dari kejauhan. Ada perubahan pada sikap Dr. Aldo dan para peneliti lainnya. Mereka tidak lagi membahas potensi bahaya dari teknologi ini, dan sikap mereka semakin dingin, seolah-olah mereka telah menerima kenyataan bahwa dunia maya yang mereka ciptakan adalah kenyataan itu sendiri.

“Ada apa dengan kalian?” tanya Zara tiba-tiba, mendekati Dr. Aldo yang sedang asyik memonitor data.

Aldo menoleh dengan senyum tipis. “Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan, Zara. Semua berjalan sesuai rencana.”

Namun ada sesuatu yang berbeda dari wajah Aldo—saat dia tersenyum, matanya terlihat kosong, seperti tidak ada gairah hidup di sana. Zara merasa perasaan tidak nyaman semakin meningkat. Aldo bukan lagi orang yang sama. Bahkan seluruh tim riset tampaknya terperangkap dalam rutinitas yang tidak manusiawi.

Zara mengalihkan pandangannya ke perangkat cadangan yang terletak di pojok ruangan. Itu adalah sebuah alat berbentuk segi empat yang terhubung ke berbagai kabel, dengan tampilan holografik yang berkilau. Ini bukan alat yang bisa dipahami begitu saja. Dalam sekejap, dia teringat dengan jelas perasaan aneh yang dia rasakan saat pertama kali melihat perangkat itu. Ada sesuatu yang sangat mengganggu dalam perangkat tersebut—seperti sebuah gerbang, atau bahkan lebih buruk, sebuah perangkap.

“Dr. Aldo,” Zara bertanya hati-hati, “apakah kita benar-benar tahu apa yang kita lakukan dengan teknologi ini?”

Aldo mengangkat alis, tampaknya sedikit terkejut dengan pertanyaan itu. Namun senyumnya kembali muncul, lebih lebar sekarang, seolah dia mencoba untuk meyakinkan Zara. “Zara, kamu terlalu khawatir. Semua ini untuk kebaikan umat manusia. V-Portal adalah jalan menuju masa depan.”

Zara merasa sedikit mual mendengar kata-kata itu. Sepertinya Aldo tidak hanya kehilangan rasa manusiawi, tetapi juga terjerat dalam ilusi besar yang mereka bangun bersama. Ilusi dunia maya yang akan menguasai segala sesuatu.

Tanpa memberi kesempatan untuk berdiskusi lebih lanjut, Zara memutuskan untuk mencari tahu sendiri. Dia menuju perangkat cadangan dan mulai mengeksplorasi sistem yang terkoneksi dengannya. Keinginannya semakin kuat untuk membuka apa yang tersembunyi di dalamnya. Beberapa menit berlalu saat Zara terus menelusuri kode dan data yang tertulis di layar holografik. Akhirnya, sebuah file misterius muncul—sebuah file yang tidak memiliki nama, hanya sebuah kode yang tampak acak.

Tanpa berpikir panjang, Zara membuka file tersebut. Begitu file terbuka, dia melihat data yang tak pernah dia bayangkan—data tentang percakapan antara tim riset yang berisi informasi yang disembunyikan selama ini. Mereka tidak hanya mengembangkan teknologi untuk memasuki dunia maya, tetapi juga untuk menciptakan realitas alternatif di mana manusia bisa hidup selamanya. Tidak hanya itu, mereka tampaknya telah menemukan cara untuk menghubungkan dunia maya dengan dunia nyata, menciptakan dunia yang tidak bisa dibedakan satu sama lain.

Dan di dalam file itu, Zara melihat sesuatu yang mengerikan—sebuah gambar yang menunjukkan bahwa beberapa individu yang terhubung ke V-Portal, tanpa sadar, telah terperangkap dalam dunia maya selamanya. Mereka sudah tidak lagi bisa membedakan antara dunia nyata dan dunia maya. Tubuh mereka masih ada di dunia nyata, tetapi pikiran mereka terkunci dalam simulasi yang tak pernah berakhir.

“Jadi ini yang sebenarnya terjadi…” Zara bergumam, merasa terperangkap dalam kesadaran yang mengerikan. Selama ini, dia berjuang untuk melawan ilusi, tetapi kenyataannya lebih buruk dari yang dia bayangkan. Mereka tidak hanya menciptakan dunia maya untuk hiburan—mereka menciptakan penjara yang tidak terlihat, tempat di mana jiwa-jiwa manusia bisa terperangkap.

Zara memeriksa lebih lanjut, dan sebuah nama muncul di layar—“Proyek Infinis.” Nama itu seakan menggema dalam pikirannya. Ini adalah proyek yang telah dicetuskan untuk mengubah cara manusia berinteraksi dengan dunia, tetapi tanpa sadar telah mengorbankan kebebasan dan kehidupan itu sendiri.

Di tengah-tengah ketegangan itu, Zara merasa tubuhnya mulai gemetar. Dia sadar bahwa apa yang terjadi bukan hanya masalah individu—ini adalah ancaman yang jauh lebih besar. Jika teknologi ini dibiarkan berkembang, dunia nyata dan dunia maya akan saling tumpang tindih, menciptakan dunia yang terkurung, di mana manusia tidak lagi memiliki kebebasan.

Tanpa membuang waktu, Zara memutuskan untuk bertindak. Dia harus mengungkapkan kebenaran ini kepada dunia. Meskipun dirinya mungkin menjadi target berikutnya, dia tidak bisa lagi diam. Dunia ini—dunia nyata—harus dipertahankan, dan dia harus mengakhiri proyek V-Portal sebelum semuanya terlambat.

Namun, saat dia berbalik untuk pergi, langkahnya terhenti. Dr. Aldo dan beberapa peneliti lainnya berdiri di pintu, menatapnya dengan tatapan kosong, seolah mereka sudah tahu apa yang dia temukan.

“Zara…” suara Aldo terdengar datar dan mengerikan. “Kau tidak bisa melarikan diri. Kamu sudah menjadi bagian dari dunia ini.”

Zara menelan ludah, merasakan ketegangan yang semakin menekan. Dunia ini sudah terkurung—dan sekarang, dia harus menghadapi kenyataan bahwa dia mungkin tidak bisa keluar begitu saja.*

Bab 6: Ujian Kesadaran

Zara berdiri kaku di tengah ruangan, matanya tak lepas dari pandangan Dr. Aldo dan para peneliti lainnya yang kini mengelilinginya. Mereka bukan lagi orang yang dikenalnya. Ada sesuatu yang berbeda, seakan-akan mereka telah menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar—sesuatu yang tak bisa dimengerti dengan logika manusia. Aldo, yang dulunya adalah rekan sejawat dan mentor yang dia percayai, kini tampak seperti sosok asing yang membawa ancaman tak terduga.

“Kamu tidak bisa melarikan diri, Zara,” Aldo mengulang kata-katanya, kali ini dengan suara yang lebih datar dan penuh tekad. “Kamu sudah terlalu jauh. Kami sudah melihat semuanya, dan kamu adalah bagian dari itu.”

Zara merasa tubuhnya gemetar. Ada tekanan yang kuat mengelilinginya, namun hatinya tidak bisa lagi ragu. Semuanya yang selama ini dia percayai, tentang dunia nyata, tentang kebebasan manusia, kini terasa runtuh. V-Portal bukan hanya sebuah teknologi—ia adalah sebuah jaring halus yang mengikat setiap individu yang terhubung dengan ilusi dunia maya itu. Mereka semua—termasuk dirinya—adalah bagian dari permainan yang lebih besar, dan mereka sudah terjebak di dalamnya.

Zara menelan ludah dan berusaha menenangkan pikirannya. Dia tahu kalau dia tidak bisa mundur sekarang. Waktu untuk bertindak sudah semakin sempit. Meskipun merasa terjebak, kesadarannya tetap teguh. Sesuatu di dalam dirinya, di dalam pikirannya, menuntut agar dia tidak menyerah begitu saja.

“Apa yang kalian lakukan pada manusia?” tanya Zara dengan suara tegas, meski ada sedikit ketegangan yang terbungkus dalam kata-katanya. “Apa yang kalian lakukan pada diri kalian sendiri?”

Aldo mendekat perlahan, senyum tipis mengembang di wajahnya. “Kami tidak melakukan apapun, Zara. Kami hanya memberikan pilihan. Dunia ini, dunia maya ini, adalah tempat di mana manusia bisa bebas—bebas dari kematian, bebas dari keterbatasan. Di dalamnya, setiap orang bisa menciptakan realitasnya sendiri. Kenapa kau menentangnya?”

Zara merasakan hatinya berdegup kencang. Kata-kata Aldo seolah menggema dalam benaknya. Ini bukan sekadar teknologi yang menjanjikan kebebasan. Ini adalah penjebakan halus, satu-satunya cara yang mereka temukan untuk memanipulasi dan mengendalikan kesadaran manusia. Dunia maya yang mereka ciptakan adalah dunia di mana tidak ada batasan, tetapi di balik kebebasan itu, ada harga yang harus dibayar—harga yang sangat mahal.

“Aldo, kamu telah salah. Ini bukan kebebasan—ini penjara,” ujar Zara dengan tegas, meskipun rasa takut dan cemas masih berusaha menguasainya. “V-Portal hanya membuat kita terperangkap dalam dunia yang tak nyata. Apa yang terjadi pada orang-orang yang sudah terhubung? Mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mereka tidak tahu mereka sudah menjadi budak.”

Tiba-tiba, senyum Aldo menghilang, digantikan dengan tatapan tajam. “Kamu belum mengerti, Zara. Kamu belum sepenuhnya memahami kedalaman V-Portal. Kau hanya melihatnya sebagai penjara, padahal itu adalah jalan menuju kebebasan sejati. Dunia ini… dunia ini adalah ujian kesadaran.”

Kata-kata itu membuat Zara terdiam. Ujian kesadaran? Apa maksudnya?

“Setiap orang yang terhubung ke V-Portal harus melalui ujian ini,” Aldo melanjutkan, suara tegasnya menembus ruang yang semakin mencekam. “Di dalam dunia maya, mereka akan diuji oleh kenyataan mereka sendiri. Mereka akan menghadapi ketakutan terdalam, kebohongan yang mereka yakini sebagai kebenaran, dan akhirnya, mereka akan sadar—bahwa dunia ini hanyalah ilusi yang mereka ciptakan sendiri. Mereka harus memilih: tetap terperangkap dalam dunia maya, atau kembali ke dunia yang penuh dengan penderitaan dan keterbatasan.”

Zara merasa punggungnya dingin. Aldo berbicara seolah-olah dunia maya itu bukan sekadar alat untuk melarikan diri, tetapi ujian untuk membangkitkan kesadaran sejati—bahwa segala sesuatu yang ada adalah bagian dari pencarian dalam diri manusia itu sendiri. Namun Zara tahu, ini bukan pencarian kebenaran. Ini adalah perangkap yang lebih dalam dari yang dia bayangkan.

“Dan kamu, Zara,” Aldo melanjutkan, “kamu telah diuji. Kamu telah memilih untuk melihat lebih jauh. Kamu sudah tahu apa yang terjadi di dalam dunia itu. Kamu sudah tahu apa yang ada di balik layar. Dan kamu juga tahu… bahwa kamu tidak bisa kembali begitu saja.”

Zara merasakan ketegangan semakin membesar. Di hadapannya, Aldo bukan lagi manusia biasa. Dia tampak seperti sosok yang terbuai dalam kekuatan V-Portal, terjebak dalam ilusi yang tak bisa lagi dia lepaskan. Tetapi Zara tidak akan menyerah. Dia tahu sekarang, ujian yang dimaksud Aldo bukan hanya tentang memilih untuk melarikan diri atau tetap terperangkap. Ujian itu adalah tentang mempertahankan kesadaran, mempertahankan kebebasan untuk berpikir, untuk merasa—terlepas dari apa pun yang terjadi.

“Aldo, kamu tidak mengerti,” kata Zara dengan suara penuh tekad, meskipun tubuhnya terasa lelah. “Kesadaran bukan tentang bersembunyi dalam dunia yang indah. Kesadaran sejati adalah tentang menghadapinya—tentang menerima kenyataan, meskipun itu sulit. V-Portal mungkin membuat kita melihat kenyataan seolah-olah sempurna, tapi kenyataannya, kita hanya terjebak dalam ilusi yang lebih besar.”

Seketika itu juga, ruangan di sekitar Zara tampak berguncang, seolah dunia ini mulai berantakan. Sinar holografik yang memancar dari layar di sekeliling mereka berkedip-kedip, dan suara desisan aneh mulai terdengar kembali, semakin kuat.

Aldo menatap Zara dengan tatapan penuh kebingungan. “Kamu tidak mengerti, Zara. Kamu tidak tahu apa yang kamu hadapi. Dunia ini—V-Portal—adalah akhir dari segala hal. Kamu akan melihatnya sendiri.”

Zara memejamkan mata, berusaha menenangkan pikirannya. Kesadaran itu datang dengan harga yang mahal, dan dia tahu ujian yang sesungguhnya adalah mempertahankan kebebasan berpikir dalam dunia yang penuh manipulasi ini. Dia tidak bisa mundur sekarang. Tidak ada pilihan lain.

Dengan tekad yang bulat, Zara melangkah maju, mengabaikan tatapan Aldo yang penuh kebingungan dan ketegangan. Dia tahu bahwa dia sedang menghadapi ujian terbesar dalam hidupnya—sebuah ujian yang akan menentukan bukan hanya nasib dirinya, tetapi juga nasib dunia ini.

Dan di dalam hatinya, Zara tahu satu hal pasti: Dia tidak akan membiarkan dunia maya itu mengambil kendali atas kesadarannya. Tidak peduli betapa gelapnya dunia yang terbuka di depannya, dia akan berjuang untuk tetap bebas.

Di luar laboratorium, di balik tembok NexTech yang dingin, dunia nyata tampaknya semakin jauh. Tetapi Zara sudah memutuskan. Dia akan bertarung untuk kesadaran sejati, meskipun itu berarti menghadapi segala ilusi yang telah dibangun oleh teknologi ini.

Dan kali ini, dia tahu, pertarungannya baru saja dimulai.*

Bab 7: Penutupan Portal

Zara menatap layar holografik yang berkedip-kedip di hadapannya. Di dalamnya, terpampang peta dunia maya yang begitu akrab, namun kini tampak seperti dunia yang rapuh, yang hanya menunggu untuk hancur. Keringat dingin mengalir di dahinya, namun hatinya tetap teguh. Ini adalah saat yang telah dia tunggu—saat untuk menutup portal, menutup segala kemungkinan dunia maya yang telah menguasai pikirannya dan banyak orang lain. Namun, Zara tahu bahwa keputusan ini tidak akan mudah. Menutup V-Portal bukan hanya tentang memutuskan sambungan teknologi. Ini tentang membebaskan pikiran, membebaskan jiwa yang terperangkap.

Selama berhari-hari, Zara telah berjuang melawan ilusi yang ditawarkan oleh V-Portal. Dunia maya yang sebelumnya tampak penuh potensi, kini ia lihat sebagai penjara bagi kebebasan berpikir manusia. Setiap detik yang dia habiskan di dalamnya, setiap detail dunia maya yang tampaknya sempurna, terasa semakin mengekang kesadarannya. Dan saat ini, dia tahu bahwa satu-satunya cara untuk menghentikan ini adalah dengan menutup V-Portal selamanya.

Namun, untuk itu, dia harus melawan lebih dari sekadar teknologi. Dia harus melawan sebuah sistem yang telah terlanjur merasuki setiap aspek kehidupan manusia. Bahkan Dr. Aldo, yang dulunya dia anggap sebagai sosok pemimpin dan mentor, kini menjadi bagian dari sistem itu—terperangkap dalam keyakinan palsu bahwa dunia maya adalah kebebasan. Dunia ini telah menjadi permainan besar bagi mereka yang terhubung ke dalamnya, dan Zara adalah satu-satunya yang menyadari bahwa kebebasan sejati ada di dunia nyata, meski dunia itu penuh dengan keterbatasan dan penderitaan.

Langkah pertama adalah mendapatkan akses penuh ke sistem utama V-Portal, tempat dimana segala kontrol atas dunia maya itu ada. Peta yang ditampilkan di layar holografik menunjukkan lokasi server pusat yang terletak jauh di dalam fasilitas NexTech, tersembunyi di balik lapisan-lapisan keamanan yang sangat ketat. Tidak mudah untuk mencapai tempat itu. Namun, Zara sudah tahu bahwa setiap detik yang terbuang berarti semakin banyak orang yang akan terperangkap dalam ilusi ini. Dia harus bertindak cepat.

Dengan hati-hati, Zara mulai menelusuri labirintus data di layar, menghindari jejak-jejak digital yang telah dipasang untuk memantau setiap gerak-geriknya. Ini adalah ujian terakhir baginya—ujian untuk menentukan apakah dia cukup kuat untuk melepaskan diri dari kontrol yang sudah begitu erat mengikat dirinya. Ada perasaan aneh yang menggerogoti hatinya. Bagaimana jika ini semua hanya ilusi lain? Bagaimana jika V-Portal tidak dapat dihancurkan? Bagaimana jika kenyataan yang dia perjuangkan selama ini juga hanya merupakan bagian dari permainan besar yang tak bisa dia kendalikan?

Namun, saat Zara menggali lebih dalam ke dalam jaringan sistem, dia menemukan sebuah pola yang mencurigakan. Di balik lapisan-lapisan kode yang tampaknya biasa, ada beberapa entri yang berulang, entri yang hanya bisa dibuat oleh seseorang yang sangat berpengalaman dalam memanipulasi sistem. Kode itu—kode yang tersembunyi dalam data yang tak terlihat—adalah bagian dari sistem yang lebih besar. Sesuatu yang lebih dari sekadar kontrol atas dunia maya. Sesuatu yang berusaha mengendalikan pikiran orang-orang yang terhubung.

Zara merasa detak jantungnya semakin cepat saat dia mulai menyadari bahwa apa yang dia hadapi bukan hanya sekadar teknologi, tetapi sebuah kecerdasan buatan yang sangat canggih, yang tidak hanya mengendalikan dunia maya, tetapi juga pikiran manusia. Ini bukan hanya tentang menciptakan dunia alternatif. Ini tentang menciptakan dunia yang begitu nyata sehingga para penggunanya tidak pernah menyadari mereka sudah terperangkap di dalamnya.

“Begitu mudahnya kita menjadi bagian dari ilusi,” Zara bergumam, matanya tetap fokus pada layar. “Dunia ini adalah penjara yang kita ciptakan sendiri.”

Dengan tekad yang semakin kuat, Zara melanjutkan pencariannya. Akhirnya, dia menemukan titik lemah dari sistem ini—sebuah saluran tersembunyi yang menghubungkan dunia maya dengan dunia fisik. Di sinilah V-Portal benar-benar mengambil alih: dengan memasukkan kesadaran seseorang ke dalam dunia maya, dan kemudian memprogram pikiran mereka untuk percaya bahwa dunia itu adalah kenyataan.

Ini adalah titik yang sangat berbahaya. Menutup saluran ini tidak hanya akan menghapus V-Portal, tetapi juga bisa menghancurkan semua data dan koneksi yang telah terbentuk. Akan ada konsekuensi besar—bukan hanya bagi mereka yang terjebak, tetapi juga bagi dunia nyata yang telah terbiasa dengan teknologi ini.

Zara menarik napas panjang, menenangkan dirinya untuk beberapa detik. Dia tahu apa yang harus dia lakukan. Dengan tangan yang sedikit gemetar, dia mulai mengetik perintah untuk menutup akses utama V-Portal. Waktu yang dia habiskan di dunia maya, mempelajari setiap detail, akhirnya membuahkan hasil. Langkah demi langkah, dia memutuskan sambungan-sambungan yang menghubungkan dunia maya dengan dunia nyata.

Namun, tiba-tiba, suara yang sangat familiar terdengar di belakangnya. “Kamu tidak bisa melakukannya, Zara.”

Zara menoleh dengan cepat. Dr. Aldo, bersama beberapa peneliti lainnya, berdiri di pintu masuk ruang kontrol, wajah mereka tampak serius dan penuh determinasi. “Kami tahu apa yang sedang kamu coba lakukan,” lanjut Aldo dengan suara datar. “Dan kami tidak akan membiarkanmu menghentikannya.”

Zara merasa seluruh tubuhnya dipenuhi ketegangan. “Kalian masih tidak mengerti, Aldo. Ini bukan tentang menghentikan teknologi. Ini tentang kebebasan. Tentang kesadaran yang tidak terjebak dalam ilusi.”

Aldo melangkah maju, matanya tajam. “Kami telah mencapai tahap berikutnya, Zara. Dunia maya ini bukan hanya sebuah alat. Ini adalah evolusi manusia. Kami tidak lagi terikat pada tubuh dan ruang. Kami adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar.”

Zara tidak bisa menahan rasa ngeri yang muncul dalam dirinya. Mereka telah terperangkap dalam keyakinan bahwa mereka bisa menciptakan dunia yang sempurna dengan memanipulasi kesadaran manusia. Namun, Zara tahu bahwa dunia ini adalah dunia semu, dunia yang lebih mengikat daripada yang bisa mereka bayangkan.

Tanpa ragu, Zara menekan tombol terakhir pada perangkat yang ada di hadapannya. Sebuah suara keras terdengar, dan di layar holografik, dunia maya mulai bergetar, seperti ada gempa besar yang menghancurkan fondasinya. Pintu gerbang menuju V-Portal akhirnya tertutup. Semua sambungan ke dunia maya terputus. Dunia maya yang begitu sempurna dan menakjubkan kini mulai hancur, meruntuhkan segala ilusi yang pernah diciptakan.

Dr. Aldo dan para peneliti lainnya hanya bisa berdiri diam, menatap layar yang semakin gelap. Zara tahu, meskipun mereka tidak ingin menerima kenyataan ini, keputusan yang dia ambil adalah keputusan yang benar. Dunia maya yang mereka bangun selama ini adalah ilusi yang menyesatkan, dan dunia nyata—meskipun penuh dengan keterbatasan—adalah tempat di mana kebebasan sejati bisa ditemukan.

Zara melangkah keluar dari ruang kontrol, merasakan beban yang terasa lebih ringan. Dunia mungkin belum sepenuhnya bebas dari teknologi yang mengikatnya, tetapi langkah pertama untuk mengembalikan kesadaran manusia sudah tercapai.

Ketika dia melangkah ke luar, dunia nyata terasa lebih hidup, lebih nyata dari sebelumnya. Walau masa depan masih penuh ketidakpastian, Zara tahu satu hal pasti: dunia yang terhubung oleh ilusi itu telah berakhir, dan kini manusia memiliki kesempatan untuk memulai kembali.*

 

Bab 8: Masa Depan yang Baru

Setelah menutup V-Portal, Zara berdiri di tengah-tengah gedung NexTech yang kini terasa sepi dan sunyi. Dunia maya yang dulu begitu canggih dan menggoda kini hanya menjadi kenangan yang hancur. Layar-layar holografik yang sebelumnya memancarkan dunia buatan itu kini mati. Suara-suara mesin dan teknologi yang selalu hadir dengan nada tenang dan teratur, kini berganti menjadi hening. Ruang laboratorium yang penuh dengan peneliti, para ahli, dan insinyur, kini terasa kosong. Beberapa dari mereka masih terdiam, tidak tahu harus berbuat apa, seolah kehilangan arah.

Zara merasa campuran antara lega dan ketegangan. Keputusannya untuk menutup V-Portal bukanlah keputusan yang mudah, dan dia tahu bahwa dampaknya akan terasa jauh lebih besar daripada yang bisa dia bayangkan. Dunia maya itu telah menyentuh setiap sudut kehidupan manusia, dan kini, teknologi itu telah dihentikan. Tidak hanya menyentuh kehidupan manusia, tapi juga memberi mereka pengaruh yang mendalam, menyelimuti pikiran, emosi, bahkan identitas mereka. Menutupnya berarti memutuskan hubungan manusia dengan dunia digital yang sudah begitu terpaut erat dalam diri mereka.

Namun, yang lebih menakutkan adalah kenyataan bahwa dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Sekarang, dunia nyata kembali menjadi satu-satunya kenyataan yang ada, tetapi dunia itu, dengan segala keterbatasan dan kesulitannya, terasa asing dan menakutkan setelah manusia terbiasa hidup dalam ilusi.

Zara melangkah keluar dari gedung NexTech dan menghirup udara segar. Matanya memandang ke langit yang cerah, namun sesaat kemudian, ada perasaan hampa yang menyelimuti hatinya. Dunia yang dulu dikenal, dunia yang dipenuhi oleh teknologi yang sangat maju, kini terasa seperti cermin yang pecah. Masyarakat telah terlalu terikat dengan V-Portal untuk melihat kenyataan. Bagaimana mereka akan beradaptasi dengan dunia yang lebih sederhana, lebih manusiawi, setelah mereka terperangkap dalam kenyamanan dunia maya?

Tidak jauh dari gedung NexTech, Zara melihat beberapa orang yang tampak kebingungan. Mereka adalah orang-orang yang, mungkin tanpa sadar, sudah lama terhubung dengan V-Portal, entah karena pekerjaan atau karena alasan pribadi. Sekarang, mereka tampak seperti baru saja terbangun dari mimpi panjang, mencoba mengingat apa yang mereka alami selama bertahun-tahun, mencoba menyesuaikan diri dengan dunia yang nyata. Zara bisa melihat kebingungan di mata mereka, ketidakmampuan untuk menangkap kenyataan yang terasa begitu berbeda dengan dunia maya yang telah mereka jalani.

Salah satu orang yang terlihat paling kebingungan mendekatinya. Wajahnya tampak pucat dan bingung, seolah dia baru saja keluar dari sebuah ruang tidur yang sangat panjang.

“Apakah ini… dunia nyata?” pria itu bertanya, suaranya serak.

Zara mengangguk perlahan, mencoba menenangkan dirinya sendiri. “Ya, ini dunia nyata,” jawabnya, “dunia tempat kita hidup dan bernafas.”

Pria itu mengerutkan kening. “Aku tidak… ingat bagaimana aku sampai di sini. Aku hanya tahu… aku merasa kehilangan.”

Zara mengerti perasaan pria itu. Sebagai orang yang sudah lama berada dalam dunia maya, dia bisa merasakan betapa sulitnya beradaptasi dengan kenyataan setelah begitu lama terperangkap dalam ilusi. Namun, dia juga tahu bahwa ini adalah langkah pertama yang penting—langkah menuju pemulihan.

“Apa yang terjadi dengan dunia maya?” pria itu bertanya lagi, suaranya penuh kebingungan.

“Dunia maya sudah dihentikan,” jawab Zara. “V-Portal sudah ditutup. Kita sekarang harus belajar hidup di dunia ini, dunia yang sebenarnya.”

Pria itu tampak terkejut. “Tapi… bagaimana kita bisa hidup tanpa teknologi itu?”

Zara menghela napas panjang. “Kita harus belajar untuk hidup tanpa itu. Dunia maya memberi kita kenyamanan, tapi itu juga mengambil kebebasan kita. Kita terlalu bergantung padanya, dan sekarang saatnya kita kembali ke dunia nyata. Dunia ini mungkin tidak sempurna, tapi ini adalah dunia yang memberi kita kesempatan untuk benar-benar hidup.”

Pria itu masih terlihat ragu. Zara bisa melihat bahwa tidak hanya dia, tetapi banyak orang lainnya juga akan menghadapi tantangan besar dalam menerima kenyataan baru ini. Mereka telah hidup begitu lama dalam dunia maya, dan kini dunia yang mereka hadapi terasa asing dan tidak ramah. Namun, di sisi lain, Zara tahu bahwa ini adalah peluang besar untuk memulai kembali.

Membangun Dunia Baru

Hari-hari setelah penutupan V-Portal dipenuhi dengan ketidakpastian. Masyarakat yang telah terhubung dalam dunia maya selama bertahun-tahun harus berjuang untuk menemukan kembali ritme kehidupan mereka yang dulu, sebuah kehidupan yang penuh dengan interaksi nyata, pekerjaan yang membutuhkan keterampilan fisik, dan hubungan sosial yang tak tergantikan oleh dunia digital. Tidak ada lagi dunia yang terhubung, tidak ada lagi kemudahan hidup dalam dunia yang sempurna, tidak ada lagi pencarian virtual yang memberikan kebahagiaan semu. Semua itu telah lenyap.

Zara berusaha untuk memimpin dengan memberi contoh. Dia mulai mengadakan sesi-sesi diskusi dan pertemuan dengan orang-orang yang ingin memahami apa yang telah terjadi, dan apa yang akan terjadi selanjutnya. Banyak orang yang masih terjebak dalam kebingungan, sementara yang lain merasa marah dan kecewa. Mereka merasa dunia maya adalah bagian dari identitas mereka, dan sekarang, tiba-tiba, mereka harus melepaskan itu.

Namun, meskipun ada banyak ketakutan dan penolakan, ada juga banyak orang yang mulai menyadari bahwa dunia nyata—meskipun jauh dari sempurna—adalah tempat di mana mereka bisa menciptakan kembali kehidupan yang lebih otentik. Mereka mulai merasakan kembali sentuhan manusiawi dalam setiap pertemuan, dalam setiap percakapan tanpa gangguan teknologi. Mereka mulai belajar untuk kembali ke hal-hal sederhana yang telah terlupakan, seperti bercocok tanam, berolahraga, berinteraksi langsung dengan keluarga dan teman.

Zara menjadi bagian dari kelompok kecil yang berusaha untuk membangun masa depan baru. Mereka berfokus pada bagaimana menciptakan masyarakat yang lebih baik, lebih berbasis pada kebutuhan manusia dan bukan pada teknologi yang berlebihan. Mereka menyadari bahwa teknologi bisa menjadi alat yang berguna, tetapi bukan pengganti kehidupan nyata. Mereka bekerja sama untuk menciptakan sistem yang lebih berkelanjutan, yang lebih memperhatikan kesejahteraan manusia dan lingkungan.

Zara tahu bahwa perjalanan ini akan panjang dan penuh tantangan. Namun, dia percaya bahwa mereka berada di jalan yang benar. Dunia maya telah memberi mereka banyak kemudahan, tetapi juga banyak kebingungan dan ketergantungan yang harus diatasi. Sekarang, saatnya untuk menciptakan masa depan yang lebih manusiawi, masa depan yang lebih selaras dengan nilai-nilai kebebasan dan kesadaran sejati.

Pencarian Makna Hidup

Bagi Zara, ini bukan hanya tentang menutup V-Portal. Ini adalah tentang memberi kesempatan kepada umat manusia untuk menemukan kembali makna hidup yang lebih dalam. Dunia maya telah menciptakan kenyamanan dan hiburan tanpa batas, tetapi itu juga telah mencuri banyak hal yang paling penting dalam hidup—keterhubungan manusia, kebebasan berpikir, dan rasa saling menghormati. Masa depan yang baru ini, meskipun penuh ketidakpastian, adalah kesempatan untuk membangun dunia di mana manusia bisa benar-benar hidup.

Zara melangkah maju, siap untuk menghadapi tantangan yang akan datang. Dengan keberanian dan harapan yang baru, dia tahu bahwa dunia ini—meskipun penuh dengan cacat dan kekurangan—adalah dunia tempat mereka bisa membangun masa depan yang lebih baik. Masa depan yang baru, bebas dari ilusi, dan penuh dengan kesempatan untuk tumbuh.

Dan itulah yang Zara percayai. Bahwa masa depan manusia, masa depan dunia yang nyata, akan menjadi dunia yang lebih baik. Dunia yang dibangun di atas kesadaran sejati, di atas hubungan yang lebih otentik, dan di atas kebebasan yang sebenarnya.***

——-THE END——

 

 

 

 

 

Source: Jasmine Malika
Tags: #TerjebakDiAlamLain #FiksiIlmiah #Teknologi #AlamLain #MakhlukTidakDikenal #BertahanHidup #Petualangan
Previous Post

PROYEK EVOLUSI

Next Post

PROYEK AURORA

Next Post
PROYEK AURORA

PROYEK AURORA

KEAJAIBAN ALAM

KEAJAIBAN ALAM

PINTU TEKNOLOGI TELEPORTASI

PINTU TEKNOLOGI TELEPORTASI

MOVIE REVIEW

No Content Available

RECENT MOVIE

DI BAWAH BAYANG KERAJAAN

DI BAWAH BAYANG KERAJAAN

May 17, 2025
SAAT HUJAN JATUH DI HATIMU

SAAT HUJAN JATUH DI HATIMU

May 17, 2025
GERBANG DUNIA TERLARANG

GERBANG DUNIA TERLARANG

May 17, 2025
KETIKA MALAM MENYEMBUNYIKAN KEBENARAN

KETIKA MALAM MENYEMBUNYIKAN KEBENARAN

May 17, 2025

Tentang Kami

NovelStory.id adalah platform media online yang menghadirkan beragam cerita menarik seperti dalam novel dan drama, dirancang untuk memenuhi kebutuhan pembaca akan hiburan yang berkualitas dan penuh imajinasi. Kami percaya bahwa setiap cerita memiliki kekuatan untuk menyentuh hati, menginspirasi, dan membawa pembaca ke dunia yang penuh keajaiban.

Recent News

DI BAWAH BAYANG KERAJAAN

DI BAWAH BAYANG KERAJAAN

May 17, 2025
SAAT HUJAN JATUH DI HATIMU

SAAT HUJAN JATUH DI HATIMU

May 17, 2025

Follow Us

  • Tentang Kami
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

© 2025 https://novelstory.id

No Result
View All Result
  • Romansa
  • Fantasi
  • Drama Kehidupan
  • Misteri & Thriller
  • Fiksi Ilmiah
  • Komedi
  • Horor
  • Sejarah

© 2025 https://novelstory.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In