Story of Day– Denting jam berbunyi pada pertengahan malam berhujan. Ali Husin Almutalib tak kerasan tidur di dalam kamarnya sendiri sebab lemari tempat ia menyimpan tahi kucing yang masih basah, yang baru keluar dari pantat kucing garong itu, lemari itu tak lagi bertutup.
Guling sana, guling sini sambil sesekali mengusap hidung, Ali tetap gelisah mengirup aroma masam yang amat kecut dari tahi kucing.
“MU anjing, MU anjing. Gara-gara MU anjing gua makan tahi kucing, gara-gara MU anjing, gua tidur dengan tahi kucing,” katannya.
Meski senandika itu dalam hati, tapi bapaknya tetap mengetuk pintu kamar anak bujang itu karena hendak meminjam casan handpone.
“Anjing, siapalah ini yang mau ke sini. Ai tahi kucing, anjinglah,” katanya.
“Ada apa pak?” Katanya setelah membuka pintu dan mengetahui bahwa itu bapaknya.
“Minjem casan HP, punya bapak rusak,” kata orang tuanya.
Bapaknya Ali yang berada di depan pintu kamar mengendus-endus heran. Ali yang tahu hal itu buru-buru memberikan apa yang diinginkan.
“Ini pak, udah ya, aku mau tidur,” sergahnya.
“Kamu abis ngapain di sini? Kok ini asem amat baunya, kayak orang mencret gara-gara kebanyakan nuak,” jawab bapaknya.
“Itu bau tahi kucing dari luar kayaknya,” jawab Ali.
Seraya bapaknya pergi, Ali menggerutu. “Dasar MU tahi kucing, gara-gara tahi kucing bapak gua curiga anjing.”