• Latest
  • Trending
  • All
  • Movie Review
  • Box Office
  • Trailer
  • Action
  • Romantic
  • Comedy
  • Horror
  • Serial Movie
  • Genre
Main di Bawah Pemandian Jenazah

Main di Bawah Pemandian Jenazah

December 23, 2024
DI BAWAH BAYANG KERAJAAN

DI BAWAH BAYANG KERAJAAN

May 17, 2025
SAAT HUJAN JATUH DI HATIMU

SAAT HUJAN JATUH DI HATIMU

May 17, 2025
GERBANG DUNIA TERLARANG

GERBANG DUNIA TERLARANG

May 17, 2025
KETIKA MALAM MENYEMBUNYIKAN KEBENARAN

KETIKA MALAM MENYEMBUNYIKAN KEBENARAN

May 17, 2025
JEJAK DI PINTU TERLARANG

JEJAK DI PINTU TERLARANG

May 17, 2025
KETIKA WAKTU MENYENTUH HATI

KETIKA WAKTU MENYENTUH HATI

May 17, 2025
TERPERANGKAP DALAM JEBAKAN TAK TERDUGA

TERPERANGKAP DALAM JEBAKAN TAK TERDUGA

May 17, 2025
PELARIAN DALAM KEJARAN

PELARIAN DALAM KEJARAN

May 12, 2025
HIDUP YANG TAK PERNAH BERAKHIR

HIDUP YANG TAK PERNAH BERAKHIR

May 12, 2025
JEJAK – JEJAK DI JALANAN KOTA

JEJAK – JEJAK DI JALANAN KOTA

May 10, 2025
PERANG DI BALIK KOTA TERKURUNG

PERANG DI BALIK KOTA TERKURUNG

May 10, 2025
LUKISAN YANG MENANGIS

LUKISAN YANG MENANGIS

May 10, 2025
  • Tentang Kami
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
No Result
View All Result
Novel Story
  • Romansa
  • Fantasi
  • Drama Kehidupan
  • Misteri & Thriller
  • Fiksi Ilmiah
  • Komedi
  • Horor
  • Sejarah
Novel Story
Main di Bawah Pemandian Jenazah

Main di Bawah Pemandian Jenazah

"Penjagaan Gaib 110 Tahun"

by Muhammad Alfariezie
December 23, 2024
in Fantasi, Horror
Reading Time: 4 mins read

Story Of Day– Suara pengumuman dari pengeras masjid terdengar ke seluruh kecamatan Jagbay. Seorang datuk meninggal dunia saat gerimis.

Semua yang berduka bersiap menuju rumah almarhum. Desas-desus para bapak membicarakan kebolehan penjagaan gaib almarhum karena napas terakhirnya pada usia 110 tahun.

 Shalawat dan doa berpadu dengan percik dan gemercik air dari gayung dan selang yang mengalir menuju ubin. Satu pot kecil berisi tanah dan bunga jatuh. Mata para pemandi jenazah tertuju kepingan semen merah.

Angin bertiup daun mengayun. Para keluarga sibuk mengkavankan jenazah.

Seorang bocah lelaki yang belum mengerti, bermain di bawah tempat bekas memandikan jenazah.

Ibu Tin Mimpi Lempar Kelapa ke Lampung

Sosok bertubuh besar dan berbulu tebal memerlihatkan mata merahnya di sudut halaman belakang rumah tempat memandikan mayat.

Anak kecil yang sedang bermain petak umpet, yang bernama Adista, menangis. Suaranya sampai ke kamar tempat meletakkan jasak kakeknya. Tempat itu berjarak 10 meter dari Adista.

Fokus semua orang yang ada di rumah itu dan yang baru datang pun terbagi. Ada yang berupaya menyadarkan Adista dan ada juga yang tak fokus membaca surat yasin serta berdoa.

Ayah Adista menolak keinginan neneknya. Ajis seorang dosen kimia, tak ingin anaknya justru seperti sungai terkontaminasi.

Ibunya Adista yang seorang ahli fisika memercayai ilmu metafisika. Namun, penentu kebijakan tidak mengindahkan permohonannya. Meski, orang-orang mengetahui ilmu hitam datuknya Adista.

Kokok ayam mengubah sepi menjadi agak riuh. Suara air di kamar mandi terdengar hingga keluar rumah. Rambut Ajis dan Susi yang dulu hitam hampir semua memutih. Selama dua puluh tahun, ibunya selalu membangunkan Adista di bawah kolong tempat tidur.

Selalu, setiap malam, Adista seperti orang ketakutan. Saat ditanya ayah dan ibunya, dia hanya menunjuk ke langit-langit rumah dan kadang ke luar jendela kamar.

Usia Adista sudah 32 tahun tapi selalu merengek ketika meminta uang kepada orang tua untuk membeli permen. Kalau tidak diberi maka Adista menangis seraya berguling-guling dan tidak peduli tingkahnya diperhatikan tetangga.

Ayah dan ibunya kerap bertengkar karena saling menyalahkan ketika membahas peristiwa saat datuknya Adista meninggal.

Sejak itu, setiap malam Adista menangis. Sosok bermata merah dan bertaring selalu berdiri memerhatikan gerak-geriknya. Sosok itu tak segan menggerakkan tangan besarnya yang panjang seperti ceker angsa ke wajah atau leher hingga Adista pingsan.

Tubuh Adista juga tidak bertumbuh. Itu terjadi sejak ia pingsan di bawah pemandian jenazah.

Tinggi Adista hanya 100 centi meter. Dokter pun tidak memiliki penjelasan logis terkait pertumbuhannya. Dokter mengatakan, tubuh Adista tidak mengalami kelainan genetika.

Seorang lulusan pesantren yang baru mengontrak di depan rumah Ajis dan keluarga melihat keanehan tiap memandang Adista yang bermain dan berbicara sendiri. Ketika medekatinya seraya merapalkan ayat-ayat suci, Adista menggeram seraya menunjuk kedua mata Iwel. Iwel yang kaget pun menghentikan langkahnya ketika Adista menjerit dan berguling-guling di tanah. Kepulan asap hitam keluar dari tubuh Adista.

Iwel mengatakan perasaannya kepada Susi setelah meletakkan Adista di kasur. Namun, Ajis masih bersikukuh pada pendirian. Dia tak ingin sang anak justru terkontaminasi. Tidak ada alasan bagi Iwel untuk memaksa Ajis. Meski, dia tahu yang sedang dialami Adista, Bujang lapuk yang pertumbuhannya terhenti karena ketindihan gunderuwo.

Sungai Penari Part 1

Di ruang tamu tempat tinggalnya, Iwel menikmati secangkir kopi sebagai penghangat ketika mempelajari kitab suci di bawah bulan yang tertutup awan. Ketika baru seteguk, Iwel mendengar suara benda jatuh di atap rumah Ajis.

Iwel mereguk kopi yang masih cukup panas. Dia letakkan kitab suci di atas lemari yang tingginya seleher. Ketika dia membuka pintu, tangan besar berbulu tebal menepis. Iwel panik karena dari kaca, dia seolah melihat Adista yang rebah tapi melayang di atap rumah Ajis.

Suara geraman gunderuwo memaksa Iwel menutup dua telinganya. Rumahnya seolah berada di atas tanah bergerak. Namun, tidak ada tetangga kanan kiri yang berteriak gempa. Padahal, rumah-rumah di sana tak berjarak.

Lelaki yang hafal kitab suci tersebut sadar kalau sedang mendapat ancaman gunderuwo yang menempel di tubuh Adista. Gunderuwo tak ingin budaknya diganggu. Apalagi, sosok legendaris mencium aroma pengusiran.

Sejak kecil, Iwel diajarkan orang tuanya untuk menyapu setiap ruang dan halaman di rumahnya. Ibunya selalu marah jika masih ada yang berserak saat dia selesai menyapu.

Ditinjunya ubin rumah kontrakan. Dirinya bangkit meski kedua tangannya bergetar karena menopang berat tubuh yang mencoba bangkit. Direguknya kopi yang masih panas. Setelah berdoa dan agak tenang, dia melangkah ke rumah Ajis.

Malam itu, jam sepuluh malam, Ajis dan Susi yang ingin tidur sempat heran menerima kedatangan Iwel. Namun, Iwel menegaskan kepada mereka tentang kesembuhan Adista. Dia berharap, Ajis memberi kesempatan untuk berinteraksi dengan anak semata wayang Susi.

Adista berlari ingin keluar jendela ketika wajah Iwel memasuki pintu. Iwel berlari disusul Ajis. Susi menangis histeris. Para tetangga berbondong-bondong melihat yang terjadi di rumah Ajis.

Doa yang dilafadskan Iwel menyiksa gunderuwo pengganggu aliran darah Adista. Suara pecahan lampu mengangetkan Ajis yang bergidik ngeri ketika mendengar geraman suara laki-laki dewasa dari mulut Adista.

Di tengah keriuhan dan gelap ruang, suara tawa yang serak mengagetkan Ajis. Dia berpaling memeluk istrinya. Iwel meletakan tubuh Adista ke sofa ruang tamu. Air mata membasahi pipi lelaki dewasa yang tubuhnya seperti bocah sepuluh tahun.

Matahari pagi bergerak menyisir kembang, bunga dan buah. Perubahan tampak di wajah Adista. Memang belum seperti lelaki dewasa yang normal. Tapi paling tidak, tingkahnya tidak lagi seperti bocah. Dia lebih tenang dan banyak memandang. Sebelum Iwel datang. Padahal dulu, diusianya yang telah 26 tahun, anak itu main mobil-mobilan di atas pasir.

Menurut Iwel, sikapnya akan dewasa seiring perkembangan sosialisasinya dan bagaimana didikan orang rumah. Namun, karena usianya sudah tiga puluh tahun maka pertumbuhan tinggi badannya tak dapat ditolong.

 

 

 

 

 

Previous Post

Dusun Keramat – Lembar 5 – Pernikahan

Next Post

Dusun Keramat – Lembar 6 – Gotong Royong Dusun Keramat

Next Post
Dusun Keramat – Lembar 6 – Gotong Royong Dusun Keramat

Dusun Keramat - Lembar 6 - Gotong Royong Dusun Keramat

Dusun Keramat – Lembar 7 – Pengantin Dusun Keramat

Dusun Keramat - Lembar 7 - Pengantin Dusun Keramat

Dusun Keramat – Lembar 8 – Matahari Lautan Tidur Dusun Keramat

Dusun Keramat - Lembar 8 - Matahari Lautan Tidur Dusun Keramat

MOVIE REVIEW

No Content Available

RECENT MOVIE

DI BAWAH BAYANG KERAJAAN

DI BAWAH BAYANG KERAJAAN

May 17, 2025
SAAT HUJAN JATUH DI HATIMU

SAAT HUJAN JATUH DI HATIMU

May 17, 2025
GERBANG DUNIA TERLARANG

GERBANG DUNIA TERLARANG

May 17, 2025
KETIKA MALAM MENYEMBUNYIKAN KEBENARAN

KETIKA MALAM MENYEMBUNYIKAN KEBENARAN

May 17, 2025

Tentang Kami

NovelStory.id adalah platform media online yang menghadirkan beragam cerita menarik seperti dalam novel dan drama, dirancang untuk memenuhi kebutuhan pembaca akan hiburan yang berkualitas dan penuh imajinasi. Kami percaya bahwa setiap cerita memiliki kekuatan untuk menyentuh hati, menginspirasi, dan membawa pembaca ke dunia yang penuh keajaiban.

Recent News

DI BAWAH BAYANG KERAJAAN

DI BAWAH BAYANG KERAJAAN

May 17, 2025
SAAT HUJAN JATUH DI HATIMU

SAAT HUJAN JATUH DI HATIMU

May 17, 2025

Follow Us

  • Tentang Kami
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

© 2025 https://novelstory.id

No Result
View All Result
  • Romansa
  • Fantasi
  • Drama Kehidupan
  • Misteri & Thriller
  • Fiksi Ilmiah
  • Komedi
  • Horor
  • Sejarah

© 2025 https://novelstory.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In