Story Of Day– Sinar matahari berselancar di sungai-sungai bagai berdendang deru air terjun.
Kepak burung-burung yang bercericit menambah gugah orang-orang dusun di dalam suasana damai nan berseri.
Ada ibu yang sedang memandikan anaknya di depan sumur yang terletak di halaman belakang rumah, ada juga para suami yang sedang membersihkan cangkul dan mengasah senjata berkebun serta ada juga para bocah yang sedang memainkan permainan tradisional.
Penduduk dusun ini tidak lebih dari 150 kepala keluarga. Namanya dusun Keramat. Orang-orangnya religius, sebelum petaka itu terjadi.
Di sini, gemericik sungai berpadu cericit burung dan desir angin sehingga terkesan damai dalam paduan alamiah.
Anak-anak tidak pernah malas membantu orang tua. Mereka masuk hutan mencari ikan, pakan ternak hingga kayu bakar dan tanaman bermanfaat.
Anak-anak itu sekolah. Mereka sekolah berjalan kaki melalui sungai dan melewati semak belukar. Jaraknya kurang lebih 2 kilo meter.
Akan tetapi tidak mempecundangi keinginan mereka dalam hal membantu orang tua dan itu mereka lakukan ketika siang setelah pulang sekolah ketika sudah mengisi perut, makan nasi yang cukup banyak dengan lauk pauk sederhana hasil ibu membeli di pasar.
Kadang, para ibu pun memasak hasil petikan daun di belakang rumah. Mereka juga kerap memasak petikan para suami usai pulang dari dalam hutan. Selalu mereka riang gembira ketika mengaduk bumbu dengan apa-apa yang menyedapkan makanan.
Anak-anak dusun selalu menerima kasih sayang. Setiap sore dan sehabis membantu orang tua, mereka bermain apa saja. Tidak pernah ada yang melarang. Mereka bebas main dan mandi di sungai, memasuki hutan dan memanjat pohon-pohon yang buahnya manis atau asam.
Kalau hari sedang hujan, mereka juga kerap mandi. Mereka berseluncur di atas merah seolah lumpur. Akan tetapi ketika pulang, tak lupa mencuci sendiri semua pakaian kotor.
Ketika malam menjelang, mereka tidak langsung tidur. Mereka mengerjakan Pekerjaan Rumah yang diberi guru. Tentu mereka lakukan itu usai makan bersama keluarga.
Memang, kehidupan di dusun tidak semegah di kota. Namun ketika makan malam, mereka selalu bersama-sama. Kemudian setelah semua selesai, ibu dan anak akan membersihkan sisa santapan.***